PPIM

My photo
Klang, Selangor, Malaysia
Assalamualaikum.. bismillahirahmanirahim. " Segala bahan didalam blog ini di ambil, di olah dan ditulis dari pelbagai sumber. Kepada yang ingin mengambil apa2 jua bahan dalam blog ini dengan niat untuk mengembang sebarkan ilmu, tidak perlu meminta izin atau menyertakan alamat blog ini. Sebarkan dan panjangkanlah kepada semua demi kebaikkan ummah. Semoga info yang ada dapat memberi manfaat walaupun sedikit cuma, dan semoga dengan usaha sekecil ini pastinya tidak akan terlepas dari pandangan Allah.. insyaAllah.. Jika ada kesilapan dari setiap posting, tolong berikan nasihat dan komen. Maaf andai terlancar bahasa tersasar kata-kata. Saya hanya insan biasa yang tidak sunyi dari kesilapan. wallahualam."Blog Created By AZHHAR/JEHA

CLICK BELOW TO SEARCH INFO N ILMU

Thursday

SUDUT SAMPAIKAN WALAU SATU AYAT

AZHHAR
UNTUK RENUNGAN BERSAMA BUAT SAHABAT - SAHABAT KU DI PPIM







Thursday, April 29, 2010



MENERIMA SUMBANGAN NON MUSLIM


بسم الله الرحمن الرحيم



Soal : Bagaimana hukumnya menerima sumbangan dari non muslim untuk disumbangkan ke saudara kita sesama muslim? (Idham, Majene)



Jawab : Boleh hukumnya seorang muslim menerima sumbangan dari non muslim. Dalilnya adalah hadits-hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah menerima hadiah dari non muslim.



Ali bin Abi Thalib RA meriwayatkan, bahwa Kisra [Raja Persia] pernah memberi hadiah kepada Rasulullah SAW lalu beliau menerimanya. Kaisar [Raja Romawi] pernah pula memberi hadiah kepada Rasulullah SAW lalu beliau menerimanya. Para raja (al-muluuk) juga memberi hadiah kepada beliau lalu beliau menerimanya. (HR Ahmad dan At-Tirmidzi, dan dinilai hadits hasan oleh Imam At-Tirmidzi) (Imam Syaukani, Nailul Authar, hal. 1172).



Rasulullah SAW pernah menerima hadiah dari para raja non muslim. Antara lain dari Raja Dzi Yazan (HR Abu Dawud), dari Akidar pemimpin Dumatul Jandal (HR Bukhari dan Muslim), dari Farwah al-Judzamiy (HR Muslim), dan sebagainya. (Imam Syaukani, ibid.)



Selain hadits-hadits tersebut, kebolehannya juga didasarkan pada hukum umum bolehnya muslim bermuamalah dengan non muslim. Nabi SAW pernah menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi. Berdasarkan hadits ini, Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata,"Dalam hadits ini ada kebolehan bermuamalah dengan mereka [non muslim]..." (Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Ahkam Ahl Adz-Dzimmah, Juz I hal. 204).



Hadits-hadits ini menunjukkan bolehnya seorang muslim menerima sumbangan dari non muslim. Karena itu dibolehkan, misalnya, kita menerima sumbangan non muslim berupa uang, baju, obat-obatan, makanan, atau minuman untuk kemudian disalurkan kepada kaum muslimin yang menjadi korban bencana alam.

 Namun demikian, jika sumbangan non muslim itu menjadi sarana untuk memperkokoh atau menyebarkan kekufuran mereka, atau menjadi sarana untuk mengagungkan syiar-syiar agama mereka, maka hukumnya haram (Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Ahkam Ahl Adz-Dzimmah, Juz I hal. 224). Misalnya saja sumbangan-sumbangan non muslim itu ternyata sekedar menjadi alat Kristenisasi untuk mempropagandakan agama Kristen.

 Jika demikian halnya, hukumnya haram menerima sumbangan non muslim. Kaidah fikih menyebutkan, "al-wasilah ila al-haram haram" (segala perantaraan yang membawa pada yang haram, hukumnya haram juga) (Taqiyuddin An-Nabhani, Asy-Syakhshiyyah Al-Islamiyah, Juz III hal. 440).



Tidak dibolehkan juga menerima sumbangan non muslim untuk dimanfaatkan dalam kegiatan memakmurkan masjid (‘imaratul masjid), baik yang terkait dengan aspek fisiknya (seperti memperbaiki kerusakannya, memasang sajadah, memasangi lampu) maupun yang terkait dengan berbagai ketaatan di dalamnya (seperti shalat, dzikir, pengajian). Semua ini wajib dibiayai oleh muslim saja, tidak boleh menerima dana dari non muslim. Sebab non muslim tidak dibenarkan memakmurkan masjid sesuai firman Allah SWT (artinya) : "Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir." (QS At-Taubah [9] : 17). [ ]



UNTUK TEMAN-TEMAN BLOGGERS YG MELAWAT BLOG INI, TINGGALKANLAH SEPATAH DUA KOMEN UNTUK DIJADIKAN PERINGATAN .. INSYA ALLAH.. ASTAGHFIRULLAH AL-AZHIM..ASTAGHFIRULLAH AL-AZHIM..ASTAGHFIRULLAH AL-AZHIM..




BUAT INSAN YANG BERGELAR WANITA



بسم الله الرحمن الرحيم


Sekadar usaha buat insan yang bergelar wanita.


Ketahuilah betapa hebatnya doa dalam melayari kehidupan…


Ya Allah…


Seandainya telah Engkau catatkan…


Dia milikku tercipta buatku…


Satukan hatinya dan hatiku…


Titipkan kebahagian antara kami…


Agar kemesraan itu abadi…


Ya Allah…


Ya Tuhanku yang Maha Mengasihi…


Seiringkanlah kami melayari hidup ini…


Ketepian yang sejahtera dan abadi…


Maka jodohkanlah kami…


Tetapi Ya Allah…


Seandainya telah Engkau takdirkan


Dia bukan milikku…


Bawalah dia jauh dari pandanganku…


Luputkan dia dari ingatanku…


Dan peliharalah aku dari kekecewaan…


Ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti…


Berikanlah aku kekuatan…


Menolak bayangnya jauh ke dada langit…


Hilang bersama senja yang merah…


Agarku sentiasa tenang…


Walaupun tanpa bersama dengannya…


Ya Allah yang tercinta…


Pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu…


Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan


Adalah yang terbaik untukku…


Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui…


Segala yang terbaik buat hamba-Mu ini…


Ya Allah…


Cukuplah Engkau sahaja yang menjadi pemeliharaanku…


Di dunia dan di akhirat…


Dengarkanlah rintihan dari hamba-Mu yang daif ini…


Janganlah Engkau biarkan aku sendirian…


Di dunia ini mahupun di akhirat…


Menjuruskan aku kearah kemaksiatan dan kemungkaran…


Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman…


Agar aku dan dia sama-sama dapat


Membina kesejahteraan hidup…


Ke jalan yang Engkau redhai…


Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh dan solehah…


Ya Allah…


Berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan akhirat…


Dan peliharalah kami dari azab api neraka…


Amin…amin…Ya Rabbal ‘aalamin.




PESANAN UNTUK MUSLIMAH




بسم الله الرحمن الرحيم



Pesanan IMAM GHAZALI kepada anak perempuannya pada hari perkahwinannya:


ANAKKU!


Engkau sekarang akan berpindah dari rumah tempat engkau dibesarkan. Dan akan berada di tempat tidur yang engkau tidak engkau kenal. Dan rakan hidup yang engkau tidak biasa dengannya. Itulah suamimu..


Jadikanlah dirimu ibarat seorang khadam kepadanya. Nescaya dia pula akan menjadi khadam kepadamu. Jangan engkau memaksa-maksa apabila engkau meminta sesuatu daripadanya. Itu akan membuatkan dia berasa benci kepadamu. Jangan pula engkau menjauhkan diri, nescaya dia akan melupakan engkau. Dan kalau dia pula menjauhkan diri secara marah kerana sesuatu sebab yang tertentu. Maka yang eloknya jauhkanlah dirimu daripadanya semasa marah.


Peliharalah hidung, telinga dan matanya…Janganlah membiarkan dia menghidu sesuatu daripadamu melainkan yang harum. Janganlah membiarkan dia mendengar melainkan perkataan yang baik. Dan janganlah membiarkan dia melihat sesuatu daripadamu melainkan yang cantik belaka.




MENGHINDARI NERAKA DENGAN SEKECIL AMALAN



بسم الله الرحمن الرحيم


“Jagalah dirimu dari neraka walaupun dengan bersedekah sebelah butir kurma.”


Status hadits: Hadits shahih.


Penjelasanan hadits:


Dinarasikan oleh Adi bin Hatim radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Jagalah dirimu dari neraka walaupun dengan bersedekah sebelah butir kurma. Barangsiapa yang tidak mampu (walaupun bersedekah dengan sebelah butir kurma) silahkan dengan ucapan yang baik” (HR. Bukhari, Muslim, Nasai, Ahmad dan Darimi).


Hadits di atas juga dinarasikan olah Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jagalah dirimu dari neraka walaupun dengan bersedekah dengan sebelah butir kurma” (HR. Ahmad).


Sering manusia memandang remeh terhadap suatu perkara padahal perkara tersebut adalah masalah besar di sisi Allah. Dalam teks Hadits dipaparkan sedekah dengan barang yang kecil (sebelah butir kurma) ternyata bila dilakukan dengan penuh keihlasan akan dapat menyelamatkan pelakunya dari pedihnya siksa neraka.


Demikian pula sebaliknya dinarasikan dalam beberapa teks Hadits, sekecil apa pun menurut anggapan manusia adalah besar di hadapan Allah yang dapat memasukkan pelakunya ke dalam neraka, seperti Hadits tentang manusia yang tidak mencari tabir saat buang hajatnya, atau kesana kemari hanya memperguncingkan cela saudaranya sendiri.


Maha benar Allah dalam firman-Nya: "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula" (Qs. Al-Zalzalah: 7-8).




PERBEZAAN UMUR DALAM PERKAHWINAN MENURUT AGAMA


بسم الله الرحمن الرحيم






Menjawab sebuah persoalan menarik dari beberapa orang penyoal tentang apakah pandangan Islam terhadap seorang wanita yang berkahwin dengan lelaki yang lebih muda dari dirinya.


“ Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah diciptakan bagi kamu dari diri kamu isteri-isteri supaya kamu bersenang-senang kepadanya..” (Ar-Rum : 21).


Mereka beralasan bahawa Khadijah ra bernikah dengan rasulullah sewaktu umurnya 40 tahun dan rasulullah pula ketika itu baru berusia 25 tahun. Malangnya riwayat ini dhaif (lemah) dan sanadnya tidak ada bukti jelas dan sebaliknya yang diberitahu kepada kita oleh Imam Baihaqi dari riwayat Hakim bahawa rasulullah sewaktu bernikah dengan Khadijah berumur 25 tahun dan Khadijah pula berumur 35 atau 25 tahun dan umur 25 ini lebih tepat memandangkan umur kematian Khadijah pada riwayat yang paling benar menyebutkan ialah pada usia 50 tahun.


Jadi kematian Khadijah pada tahun 9 atau ke sepuluh kenabian (tahun kesedihan) sebelum Isra Mikraj menandakan umur Nabi salallahualahiwasal am berumur 49- 50 tahun lalu jika wafatnya Khadijah pada usia 50 tahun menurut riwayat yang lebih tepat pada Imam Ibn Katsir maka sudah pasti hampir sama sahaja umurnya dengan rasulullah pada ketika itu. (lihat dalam Kitab Dalail Nubuwah oleh Imam Al-Baihaqi dan juga Al-Bidayah Wan Nihayah oleh Imam Ibn Katsir).


Kesimpulannya riwayat yang jelas ialah rasulullah bernikah dengan Khadijah pada usia yang hampir sama dengan tidak ada perbezaan umur yang jauh.


Kembali kepada persoalan utama, apakah pandangan agama kepada perkahwinan umur yang jauh berbeza khasnya bagi wanita yang lebih berusia dari pasangan lelaki ?


“ Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah maka sesungguhnya Allah akan menyediakan baginya jalan keluar (dari kesusahan) dan memberikannya rezeki dari jalan-jalan yang tidak disangkai olehnya” (Surah Thalaq : 2-3).


Persoalan ini sangat menarik dibincangkan memandangkan ramai wanita yang sudah meningkat umur dewasa masih belum berumah tangga dan kebanyakkan lelaki sebaya sudah pun mempunyai keluarga.


Siti Nurhaliza misalnya sudah pun menjangkau usia 27 tahun sekalipun begitu beliau masih kelihatan cantik dan menawan tetapi siapalah ustaz emran yang jauh lebih muda hendak menaruh hati pada Siti yang cantik rupawan dan pastinya Siti Nurhaliza tidak akan terjatuh hati pada ustaz emran yang tidak ada apa-apa gelaran atau kekayaan dan kekacakkan.


Kebanyakkan wanita yang sudah berusia mengalami tekanan apabila mereka sudah kehilangan calon sebaya atau lebih tua memandangkan dalam usia yang meningkat kebanyakkan lelaki sudah pun siap memasang isteri dua dan tiga.


Pilihan mereka hanyalah lelaki yang lebih muda dan itu pun mereka terpaksa bersaing dengan gadis-gadis muda yang jauh lebih menarik dan cantik.


"Belum tahukah kamu, bahawa sesungguhnya Allah telah memudahkan untuk kamu apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi; dan Dia telah sempurnakan buat kamu nikmat-nikmat- Nya yang terlihat mahupun yang tidak kelihatan." (Luqman: 20).


Pandangan Islam terhadap Hal Ini


Islam menetapkan bahawa perkahwinan dan pemilihan calon isteri dan suami itu hendaklah pada agama dan akhlak.


“Maka kahwinilah akan kamu dari perempuan itu yang baik bagi kamu” (An-Nisa : 3).


Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra bahawa telah bersabda baginda rasulullah salallahualaihiwasa lam : “ Jika datang kepada kamu seorang lelaki yang engkau redhai agamanya dan akhlaknya maka nikahkanlah dia jika tidak kamu lakukan demikian maka akan timbullah fitnah dan kerosakan” (hadith hasan riwayat Tirmidzi no 1084).


Islam tidak menetapkan persoalan umur sebagai ukuran dalam pernikahan dan sepatutnya hal ini jelas bagi lelaki dan perempuan bahawa yang dipentingkan ialah agama.


“ Allah mengehendaki kesenangan kepada kamu dan tidak mengingini kesusahan menimpa kamu” (Al-Baqarah : 185).


Bagi seorang muslim dalam mencari pasangan maka hendaklah melihat kepada agama sebagaimana pesan baginda rasulullah salallahualaihiwasa lam : “Wanita itu dinikahi kerana empat perkara iaitu kerana hartanya, kerana keturunannya, kerana kecantikannya, kerana agamanya maka pilihlah yang beragama nescaya kamu akan beruntung” (hadith sahih riwayat bukhari dan muslim).


Di dalam hadith riwayat Abu Daud dari hadith Ma’qil ibn Yasar ra mengenai pertanyaan seorang lelaki kepada rasulullah meminta pandangan untuk menikahi seorang perempuan yang cantik, dan berkedudukan tetapi tidak mampu beranak maka dilarang oleh baginda dan disuruh supaya menikahi wanita yang dapat beranak dan melahirkan.


Demikian juga baginda bersabda : “Dunia itu ialah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita yang solehah” (hadith sahih, riwayat Muslim no. 3628).


Perempuan yang berusia selama dia masih dara maka dia masih mempunyai kelebihan dan selagi usianya belum sampai waktu putus haid (menopause) dan dapat beranak maka tiada salahnya dalam agama untuk menikahi mereka.


“ Allah mengehendaki kesenangan kepada kamu dan tidak mengingini kesusahan menimpa kamu” (Al-Baqarah : 185).


Sebaliknya banyak kelebihan lelaki muda khasnya yang masih belajar dan belum kukuh kehidupan mereka untuk memilih wanita yang berusia dan sudah matang dan kukuh kedudukan kewangan dan kebendaan kerana dapat membantu mereka dalam kehidupan.


“Dan hendaklah kamu saling bantu-membantu di dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa” (Al-maidah : 2).


Cadangan dan Nasihat


Adalah digalakkan bagi lelaki muda sekiranya mereka bertemu dengan wanita yang berusia tetapi beragama dan berakhlak supaya menikahi wanita tersebut demi menyelamatkan agama dan menunaikan keperluan fitrah manusia di samping mendapat faedah keduniaan.


“Dan bersegeralah kamu (berlumbalah) dalam kebaikan” (Al-Maidah : 48).


Bagi wanita yang sudah berusia dan berumur serta bekerjaya tidak ada masalah dan tidak ada aibnya bagi mereka menikahi lelaki muda khasnya yang masih belajar disamping dapat memenuhi keperluan fitrah masing-masing mereka juga dapat membantu para pemuda yang baru hendak membina kehidupan atau sedang melanjutkan pengajian.


“ Dan tidaklah kami menjadikan deen ini kepada kamu sebagai sesuatu yang menyusahkan” (Al-hajj : 78).


Pelajar lelaki di universiti, maktab dan sekolah sekalipun sudah sangat ramai dan sudah besar-besar untuk menjadi calon suami. Hari ini kita melihat rata-rata pelajar lelaki di sekolah menengah sudah tahu apa itu seks dan bukan sedikit yang sudah melakukannya dengan rakan pelajar perempuan dan mengandungkan anak luar nikah.


“Janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu satu perbuatan yang sangat keji dan seburuk-buruk jalan (dalam memenuhi fitrah)” (Al-isra : 32).


Mengapa tidak dibiarkan mereka ini berkahwin sahaja ? Apa salahnya seorang muslimah yang berusia dan sudah bekerja berkahwin dengan pelajar lelaki sekolah menengah ? Selain muslimah ini dapat menjadi isteri yang baik bahkan sebaliknya muslimah ini dapat membimbing pelajar lelaki itu menjadi pelajar yang cemerlang, membantu dalam pelajaran baik dari sudut bimbingan akademik, kehidupan dan juga membantu dalam aspek kewangan.


"Barangsiapa yang mengerjakan amalan-amalan soleh, baik lelaki mahupun perempuan, sedang mereka orang yang beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam syurga dan mereka itu tidak dianiayai walau sedikitpun" (An-Nisa':124) .


Cukuplah kita pada pertunjuk dari sabda baginda rasulullah : “Perkara yang Halal itu ialah apa yang dihalalkan oleh Allah dalam kitab (Al-Qur’an) dan apa yang haram itu ialah apa yang diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya dan apa yang didiamkan olehnya maka ianya termasuk apa yang dimaafkan kepada kalian” (hadith hasan riwayat Tirmidzi no. 1726, Ibn majah, Hakim).


Pelajar lelaki yang akan mengambil SPM misalnya jika memiliki isteri yang sudah bekerja sebagai pegawai bank selain isterinya dapat membantu dalam pelajaran, membantu dalam kehidupan, masa pelajar ini juga terselamat dari lepak, dan gejala-gejala negatif.


“Allah mengehendaki kemudahan bagi kamu dan sesungguhnya diciptakan manusia itu dalam keadaan yang dhaif (lemah)” (Surah An-Nisa : 27).


Lebih menarik pada waktu usia remaja ketika kelenjar naluri syahwat sedang memuncak pelajar lelaki ini dapat pula menikmati seks halal dan berkah dan si isteri pun bukankah dapat menikmati pucuk muda ? Kemudian dengan akal yang sihat dan fitrah yang terpenuhi serta memiliki guru dan penasihat peribadi yang juga bergelar isteri bukankah pelajar ini akan lebih mudah mencapai kecemerlangan ?


Bahkan disebut oleh baginda rasulullah : “ Sesungguhnya pada persetubuhan kamu dengan isteri kamu itu sedekah” Maka ditanya oleh sahabat apakah pada persetubuhan yang memuaskan syahwat itu sedekah ? maka dijawab oleh baginda : “Apakah kamu tidak melihat bahawa apabila seseorang meletakkan zakarnya pada yang haram itu termasuk satu dosa ? maka demikianlah jika diletakkan pada yang halal maka itu baginya pahala” (hadith sahih riwayat Muslim).


Demikianlah juga bagi pelajar-pelajar di universiti yang sedang belajar seandainya mereka bernikah dengan wanita yang lebih berusia dan sudah bekerjaya maka disamping mereka dapat memenuhi keperluan fitrah bahkan mereka dapat dibantu dari aspek kewangan, kehidupan dan bimbingan nasihat dari seorang yang lebih berpengalaman.


"Barangsiapa yang mengerjakan amalan soleh, baik lelaki mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepada mereka kehidupan yang baik" (An-Nahl:97) .


Mengubah Pemikiran Lapuk dan Jahiliyah


Pemikiran masyarakat yang menyalahi kitab dan sunnah hendaklah diabaikan dan sewajarnya dalam ketenatan umat Islam berdepan pelbagai masalah sosial umat Islam wajar kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah dan melemparkan adat-adat jahiliyah ke dalam bakul sampah lalu kemudian dibakar dan debunya di tanam lalu dilupakan.


“Dan jika kamu hanya mengikut orang ramai di muka bumi ini nescayalah mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah” (Al-An’am : 116).


Sabda baginda : “ Sesungguhnya kamu diutuskan untuk memudahkan manusia dan bukan untuk mempersusahkan” (hadith sahih, Riwayat jamaah kecuali Muslim).


Apa salahnya wanita meminang lelaki ?


Dalam artikel yang sebelum ini kita sudah membincangkan tentang tiada salahnya wanita meminang lelaki dan hal ini sabit dalam syarak dan juga dilakukan sendiri oleh wanita pertama Islam iaitu Khadijah ra. Berkata Ibn Hisyam ra dalam mengisahkan teladan Khadijah ra dalam menawarkan dirinya kepada rasulullah dengan mengutuskan perantara (orang tengah) bagi menyampaikan hajatnya kepada rasulullah dengan menyampaikan pesanan khadijah ra : “Wahai anak saudara pak cikku, sesungguhnya aku telah tertarik kepadamu dalam kekeluargaanmu dan sikap amanahmu dan kebaikan akhlakmu dan benarnya kata-katamu….” (lihat Sirah Nabawiyah oleh Muhammad Abd Malik Ibn Hisyam m/s 122 Jilid 1).


Bukanlah sesuatu yang aib dan memalukan sebaliknya merupakan sunnah dan kebaikan ini berdalilkan kepada hadith dari Anas ra yang berkata telah datang seorang wanita kepada baginda rasulullah salallahualaihiwasa lam dan menawarkan dirinya kepada baginda dengan berkata : Wahai rasulullah apakah engkau berhajat kepada aku ? lalu ketika menceritakan hadith ini maka menyampuklah anak perempuan Anas ra dengan mengatakan sungguh kurang malu perempuan itu dan buruk akhlaknya, lalu dijawab oleh Anas ra : Sesungguhnya dia itu (perempuan yang menawar diri) lebih mulia dan baik darimu kerana dia mencintai nabi salallahualaihiwasa lam dan menawar dirinya demi kebaikan” (lihat hadith sahih dalam riwayat Bukhari no 5120 , Nasaie dan Ibn Majah).


Apa Salahnya Wanita Menanggung dan Menyara Lelaki ?


Di dalam Islam melakukan kebaikan dan kebajikan tiada bezanya untuk lelaki dan perempuan dan masing-masing akan menerima ganjaran kebaikan dan pahala. Berkenaan seorang wanita yang berusia dan sudah bekerjaya misalnya sekiranya berkahwin dengan lelaki yang masih muda dan masih belajar maka apakah aibnya dan apakah masalahnya jika dia yang menyara suaminya ?


Sabda baginda rasulullah : " Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang jika kamu berpegang padanya tidaklah kamu akan sesat selamanya iaitu kitab Allah (Al-Quran) dan sunnah rasulnya." (Hadith Hasan, riwayat Malik dalam Muwatha no.898 dan Hakim dalam Mustadrak no.63).


" Sungguh sangkaan mereka langsung tidak membawa manfaat pada mereka (dalam membawa mereka) kepada kebenaran sedikitpun" (Surah Yunus : 36).


Di samping wanita yang sudah bekerjaya dan berkemampuan itu dapat membantu suami yang masih belajar maka dia juga mendapat pahala berlipat kali ganda dari biasa apabila menyara dan menanggung suami yang masih muda dan masih belajar.


“Dan hendaklah kamu saling bantu-membantu di dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa” (Al-maidah : 2).


Ini disebabkan dia bukan sahaja mendapat pahala berkhidmat kepada suaminya bahkan mendapat pahala sedekah dan juga pahala kerana menyumbang bakti di jalan agama khasnya menyumbang kepada pelajar ilmu.


"Barangsiapa yang mengerjakan amalan-amalan soleh, baik lelaki mahupun perempuan, sedang mereka orang yang beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam syurga dan mereka itu tidak dianiayai walau sedikitpun" (An-Nisa':124) .


Malangnya masyarakat akan memandang serong kepada perihal lelaki yang hidup dan makan di atas titik peluh isteri dengan ditambah para wanita hari ini kebanyakkannya suka mengungkit dan cepat mengeluh.


“Dan jika kamu hanya mengikut orang ramai di muka bumi ini nescayalah mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah” (Al-An’am : 116).


“Sesungguhnya tidaklah mereka itu buta mata mereka tetapi sebaliknya yang buta itu ialah hati mereka” (Al-Hajj : 46).


Nasihat kepada para wanita yang inginkan syurga dan menyelamatkan diri dari azab Allah swt maka hendaklah mereka menjadi wanita yang solehah dan sebagai jalan keluar bagi tekanan fitrah maka nikahilah para lelaki muda yang mudah dan dapat dibantu oleh kalian.


“Dan hendaklah kamu saling bantu-membantu di dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa” (Al-maidah : 2).


Nikahilah para pelajar agama, bantulah mereka di jalan dakwah dan jadilah isteri yang solehah kepada mereka dan jadilah kalian seperti Khadijah yang membantu dakwah dan perjuangan dengan harta dan jiwa raga.


Apa salahnya Wanita dimadukan dan dipoligami ?


Wanita yang berkahwin dengan lelaki yang lebih muda dari mereka perlulah bekorban dan menyedari bahawa usia mereka yang lanjut pastinya akan mengurangkan rasa kurang selesa dan senang di sisi suami apabila mereka telah hilang kecantikan dan kesegaran sebagai wanita.


Apa salahnya mereka dimadukan ? Mengapa mesti bencikan poligami dan menghalang suami bernikah lagi ?


“Wahai manusia sesungguhnya kami telah ciptakan kamu dari lelaki dan perempuan dan kami jadikan kamu dari berbangsa-bangsa serta bersuku-suku supaya kamu berkenal-kenalan. Sesungguhnya orang yang mulia di sisi kamu ialah yang paling bertaqwa” (Al-hujurat : 13).


Seandainya suami tidak mampu dari sudut kewangan untuk bernikah lagi maka mengapa tidak dibantu sahaja si suami yang masih muda dan gagah untuk berkahwin lagi ? Apakah sukar mengeluarkan wang simpanan milik peribadi untuk diberi kepada suami supaya dapat berkahwin lagi ?


“Dan hendaklah kamu saling bantu-membantu di dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa” (Al-maidah : 2).


“Dan bertaqwalah kamu kepada Allah semampu kamu” (surah : at-taghabun :16).


Hal ini tentu sahaja sukar bagi wanita yang hatinya dibelit dunia dan kecintaan kepada akhiratnya sangat sedikit dan keimanannya pula tipis. Sama sahaja perihalnya dengan Allah menyifatkan solat itu sangatlah berat kecuali bagi orang yang khusyuk.




“ Mohonlahlah kamu kepada Allah dengan sabar dan solat dan sesungguhnya yang demikian itu sangatlah berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (Al-baqarah : 45).


Adapun bagi wanita yang beriman dan solehah, mereka tanpa segan silu mengeluarkan wang simpanan kerja (KWSP) untuk diberi kepada suami sebagai modal untuk bernikah lagi supaya suaminya dapat bergembira dengan umur yang masih muda dan gagah moga dengan perkahwinan baru dapat menambah zuriat dan anak-anak generasi Islam yang dia tidak mampu lagi berikan kerana usia yang sudah meningkat.


“Sesungguhnya orang-orang yang beriman yang mengerjakan amalan soleh serta mendirikan solat dan mengeluarkan zakat dan bagi mereka itu pahala di sisi tuhan mereka dan tidaklah ada ketakutan ke atas mereka dan tidaklah mereka berdukacita” (Al-Baqarah : 277).


Atau dengan pengorbanan itu si suami mampu dapat lebih semangat dan gigih berusaha untuk dakwah dan mentaati Allah dan rasul dan lebih kukuh berpegang kepada agama.


“Jika mereka itu fuqara (miskin) maka akan dikayakan oleh Allah dari rezeki-Nya..” (An-Nur : 24).


Wanita yang beriman sedar bahawa di akhirat tidak akan ada cemburu dan hasad, bahkan di akhirat sekiranya berjaya ke syurga yang abadi manusia di sana tidak punyai sedikit keluh kesah dan si suami akan bersama puluhan bidadari dan dia sendiri akan dimadukan oleh Allah dan yang paling penting ialah mendapat redha ilahi dan berbakti kepada suami termasuklah salah satu jalan mutlak kepada ilahi.


“Di antara kamu ada golongan yang menginginkan dunia dan ada pula golongan yang mengingini akhirat” (Ali-Imran : 152).


Dapatlah difahami bahawa wanita yang berusia dan berkahwin dengan lelaki muda perlu melakukan beberapa pengorbanan dan sebagai hasilnya mereka akan mendapat pelbagai kehormatan dan kemuliaan di dunia dan di akhirat.


“ Barangsiapa yang berbuat kebaikan sesuai dengan apa yang dihidayahkan maka sesungguhnya dia telah membuat kebaikan untuk dirinya sendiri. Dan sesiapa yang sesat maka sesungguhnya kesesatan itu merugikan dirinya sendiri.” (Surah Al-Isra : 15).


Kesimpulannya perkahwinan berbeza usia khususnya bagi wanita tidaklah mempunyai apa-apa mudharat dan sebaliknya jika wujud kelebihan dan kebaikan maka ianya sangat digalakkan dan dianjurkan supaya fitrah manusia terpenuhi.


“ Sesungguhnya fitrah yang diciptakan Allah dan ditetapkan manusia dengannya (tertakluk kepada fitrah tersebut).” (Surah Ar-Rum :30).


Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, maka apabila keluar, syaitan akan menghiasinya.” (Dikeluarkan oleh Al Bazzar dan At Tirmidzi dan disahihkan oleh Syeikh Al Albani dalam Irwaul Ghalil jilid I).


Apa salahnya seorang lelaki yang masih muda bernikah dengan wanita yang lebih berusia ? Seterusnya jika wanita itu sudah hilang kecantikan dan kemanisan wanita maka dia lelaki muda itu masih dapat berkahwin lagi sehingga dia merasa cukup dan puas dengan Islam memberi had sehingga 4 orang isteri selama dia dapat berlaku adil.


Diriwayatkan oleh Fadholah ibn Ubaid ra yang menyebut beliau mendengar baginda rasulullah bersabda : “Berbahagialah mereka yang diberi hidayah Islam dan hidup dengan bercukupan dan bersederhana” (hadith sahih riwayat tirmidzi ).


Isteri yang solehah pastinya dapat membantu suaminya dan membimbing suaminya dalam hak keadilan dan menolong suaminya mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Mereka sentiasa bekorban kepentingan diri demi kebahagiaan suami dan tidak terlalu berkira , tidak cerewet dan tidak tamak akan dunia dan kebendaan.


“ Tidaklah kami tertinggalkan sesuatu perkara pun dalam kitab melainkan telah kami terangkan segalanya” (Surah Al-An’am : 38).


Islam telah memberi pelbagai jalan penyelesaian malangnya manusia itu sentiasa degil dan mengikut jalan kesesatan dan hawa nafsu yang menyesatkan.


“ Dan tiadalah pertunjuk melainkan dengan pertunjuk Allah dan kepada-Nya aku bertawakkal dan kepada-Nya aku kembali” (Surah Hud :88).


Segala puji hanyalah bagi Allah.




SIKSA DUNIA ISTERI YANG CURANG






































الله الرحمن الرحيم
Untuk bacaan kita bersama sebagai pengajaran dan tauladan bagi para isteri yang diceritakan oleh seorang ustaz. Begini ceritanya…
Lama benar saya tidak berjumpa dengan Ariffin. Rasanya sudah lebih Tujuh tahun sejak kawan lama saya itu di arahkan mengajar di Johor. Kerana itulah, apabila dia datang ke pejabat saya pagi itu, saya Merasa terlalu seronok.
“Eh, makin kurus nampak. Diet ke?” kata saya setelah mempersilakannya Duduk.
“Tak adalah. biasa la cikgu, kan sekarang ni macam-macam kerja. Kurikulumlah, kokurikulumlah, sukanlah. badan gemuk pun boleh jadi Tinggal tulang,” balas Arifin.


“Tengok ni ustaz, baju pun dah menggelebeh. Seluar pun longgar,” Tambah Arifin sambil menarik lengan baju untuk menunjukkan betapa Kurusnya dia dan besarnya baju yang di pakai.
Selepas bertanya itu ini dan mengusiknya serba sedikit, saya bertanya Arifin tentang hajatnya datang menemui saya. Yalah, tiba-tiba saja Muncul, pasti ada hajat yang hendak di sampaikan.
“Orang rumah saya sakitlah, ustaz”, kata Arifin.


“Patutlah aku tengok engkau lain macam aja tadi. Ketawa pun hendak Tak hendak. Sakit apa?” saya bertanya. Agak lambat Arifin menjawab. Dia menarik nafas, kemudian meraup muka dan seterusnya bersandar di Kerusi. Setelah itu disorotnya mata saya dalam-dalam.
“Entahlah.” katanya perlahan,


” Lima tahun lalu tiba-tiba saja badan dia melepuh-lepuh. Di kaki, Paha, perut, dibelakang. penuh dengan lepuh macam orang terkena air Panas,”kata Arifin.
Tambah kawan lama saya itu, dia telah membawa isterinya, Niza, ke Serata hospital dan klinik, namun ubat yang di beri oleh doktor tidak Dapat melegakan penyakitnya.
“Sakit apa, doktor pun tak tau,”tambahnya.


“Dah pergi berubat kampung?”saya bertanya.


“Dah,tapi macam biasalah. bomoh, cakap kena buat orang, terceroboh Kawasan orang bunian., sampuk. macam-macam lagi. Duit banyak habis, Masa terbuang, tapi sakitnya tak juga sembuh,”jelas Arifin.


Malah, kata kawan saya itu, lepuh-lepuh menjadi bertambah banyak pula Hingga tubuh isterinya yang langsing menjadi sembab. Wajahnya yang Cantik juga berubah murung, kusut


“Itu masih tak mengapa ustaz. Yang menambahkan kebimbangan saya, Setelah beberapa lama, lepuh-lepuh itu bertukar pula jadi gerutu dan Berbintil-bintil macam katak puru,” tambah Arifin.


Akibatnya, sekali lagi Niza menderita kerana selepas tubuhnya hodoh Akibat sembab, seluruh kulitnya yang dulu licin menjadi jelik. Dari tangan, bintil-bintil kecil dan besar seperti bisul tumbuh merata, kaki hingga ke muka.
Disebabkan penyakit itu, kawan-kawan yang datang melawat terkejut kerana hampir tidak mengenalinya lagi. Akibatnya, Niza terpaksa berhenti kerja. Dia malu untuk berhadapan dengan kawan sepejabat.


Memang ada yang bersimpati tapi ada juga yang mengejek. Ramai yang menyindir di belakang, tapi ada juga yang tanpa rasa bersalah mengaibkannya secara berhadapan.
Dua tiga tahun berlalu, penyakit Niza bertambah parah. Sehelai demi sehelai rambutnya gugur hingga hampir botak. Rambut yang lembut mengurai menjadi jarang hingga menampakkan kulit kepala yang memutih. Keadaannya itu sangat menyedihkan kerana usia awal 30an, rambutnya seperti wanita berumur 90an. Seperti daun getah luruh di musim panas, semakin hari semakin banyak rambut Niza gugur. Dalam waktu yang sama, kuku tangan dan kakinya juga menjadi lebam. Daripada biru, ia bertukar kehitaman seperti di penuhi darah beku.
“Tiap hari, dia termenung. Dia mengeluh, kenapalah dia sakit macam ni. Kenapa dia, bukan orang lain? Apa salah dia? Kasian betul saya tengok,” kata Arifin. Wajahnya sayu
“Hidup kami pun jadi tak terurus macam dulu”.
Di sebabkan doktor tempatan gagal menyembuhkan penyakit Niza, Arifin membawa isterinya ke Singapura. Hampir sebulan mereka di sana dan banyak wang di habiskan namun pulang dengan hati kecewa. Doktor di negara itu juga tidak dapat mencari penawar keadaan penyakit berkenaan.
“Sekarang ni, keadaan isteri saya dah bertambah teruk. Bila malam saja dia meraung, meracau dan menangis-nangis. Jadi, saya harap ustaz dapatlah tolong serba sedikit sebab dah habis ikhtiar saya mengubatnya cara moden,”tambah Arifin.
“InsyaAllah.” Balas saya.
Tapi saya mula terasa pelik. Perasaan ingin tahu mula bercambah kerana berdasarkan pengalaman, kata-kata yang diluahkan semasa seseorang yang meracau dapat membantu kita merawatnya. Ini kerana semasa meracau itulah dia meluahkan segala yang terbuku di hati.
“Apa yang dia cakap masa meracau tu?”
“Macam-macam ustaz. tapi ada waktunya dia minta ampun maaf daripada saya. Saya tanya kenapa? . Dia tak cakap, Cuma minta maaf saja. Yalah. orang dah sakit memang macam tu,”kata Arifin.


Saya cuma mendiamkan diri. Mengiakan tidak, menggeleng pun tidak. Setelah berbincang lama, dia meminta diri . Sebelum pulang, saya berjanji untuk ke rumah Arifin pada malam esoknya.
“Datang ya, ustaz . Saya tunggu,”katanya sambil mengangkat punggung.
Dia kemudiannya melangkah lemah meninggalkan pejabat saya. Seperti yang dijanjikan, saya sampai ke rumahnya selepas isyak.
“Jemput masuk ustaz,”Arifin memperlawa sambil membawa saya ke sebuah bilik.
“Dia baring dalam bilik ni. Ustaz jangan terkejut pula tengok muka dia. Orang rumah saya ni sensitif sikit,” bisiknya sebelum kami masuk ke bilik berkenaan.
Sebaik pintu di buka, kelihatan seorang wanita berselimut paras dada terbaring mengiring mengadap ke dinding.
“Za. Ni Ustaz Nahrawi datang,”kata Arifin perlahan sambil memegang bahu isterinya. Dengan lemah, Niza menoleh. MasyaAllah memang keadaan Niza sangat menyedihkan . Wajahya penuh dengan bintil-bintil yang menggerutu. Matanya terperosok ke dalam manakala tulang pipi membojol seperti bongkah batu yang membayang dipermukaan tanah. Badannya pula kurus cengkung dan kepala separuh botak menandakan dia sudah lama menderita. Niza cuma tersenyum tawar memandang saya. Saya dekati dia dan selepas lima minit meneliti keadaannya, saya panggil Arifin ke sudut bilik.
Dengan suara separuh berbisik, saya bertanya;”Pin, saya nak tanya sikit, tapi sebelum tu minta maaflah kalau nanti awak tersinggung”.
“Tak adalah,ustaz. Tanyalah, saya tak kisah,” jawab Arifin.
“Err,. dari mana datangnya bau yang.” soal saya, tapi tak sanggup nak menghabiskannya. Bau yang saya maksudkan itu agak busuk.
“Ooo. mmm, dari alat sulit dia,”kata Arifin perlahan.
“Keluar lendir bercampur nanah.”
Saya tidak memanjangkan lagi topik itu kerana tidak mahu memalukanArifin dan isterinya. Lagi pun tidak manis untuk bertanya tentang hal- hal yang seperti itu.
Sebelum kami duduk semula di sisi Niza, saya memberitahu Arifin, kadangkala di timpa penyakit sebegini sengaja di turunkan balasan oleh Allah kerana ada melakukan dosa atau derhaka kepada ibu atau bapa. Lantas saya bertanya, adakah Niza sudah meminta ampun daripada ibu bapanya.
“Sudah ustaz. Dengan emak dan ayah nya saya pun sudah.”
“Kalau macam tu, baguslah,”kata saya.
Setelah merawat Niza dengan doa dan ayat yang dipetik dari al-Quran, saya meminta diri. Sebelum itu saya nasihatkan Arifin dan Niza serta keluarga mereka supaya bersabar dengan ujian Allah.
“Sama-samalah kita berdoa supaya dia sembuh,” kata saya sebelum meninggalkan rumah Arifin.
Sudah ketentuan Allah, rupa-rupanya keadaan Niza menjadi bertambah parah. Perkara ini saya ketahui apabila Arifin menghubungi saya beberapa minggu kemudian. Menurut kawan saya itu, isterinya kini kian teruk racaunya.
Memang benar. Bila saya menziarahnya petang itu, Niza kelihatan semakin tenat. Sekejap-sekejap dia meracau yang bukan-bukan. Malah saya pun tidak dikenalinya lagi.
Sebelum pulang saya menasihatkan Arifin supaya melakukan solat hajat memohon ke hadrat Ilahi supaya menyembuhkan isterinya. Nasihat saya itu dipatuhi namun beberapa hari kemudian Arifin menalifon lagi. Kali ini suaranya lebih sedih, seperti hendak menangis.
“Ustaz,”katanya,
“Sekarang barulah saya tau kenapa dia jadi macam tu”
“Kenapa?”pantas saya bertanya…
“Sejak dua tiga malam lepas, dia minta ampun daripada saya dan ceritakan segala-galanya”. Arifin menyambung ceritanya;
Malam itu saya terkejut sebab semasa meracau isteri saya minta ampun kerana telah mengenakan ilmu kotor kepada saya. Kata Niza, dia telah memasukkan darah haid dan air maninya ke dalam makanan saya.
Saya tanya “Kenapa?”
Dia jawab, supaya ikut kata-katanya dan tak cari perempuan lain.
“Tambah saya kesal, selepas itu dia meminta ampun pula kerana telah berlaku curang kepada saya. Kata Niza, dia lakukan perbuatan tu selepas saya ditundukkan dengan ilmu hitam.”
Saya tanya, masa bila awak buat? Dia jawab semasa ketiadaan saya, tidak kira lah semasa saya bertugas di luar daerah. Semasa keluar seorang diri, dia telah membuat hubungan sulit dengan beberapa lelaki.
“Niza sebutkan nama lelaki-lelaki itu, tapi saya tak kenal. Kata Niza, hubungan mereka bukan setakat kawan saja, malah sudah ke tahap zina. Kerana itu dia minta berbanyak-banyak ampun daripada saya.
Dia minta saya maafkan.”Saya tak sangka betul, ustaz. Madu yang saya beri, racun yang dibalasnya. Patutlah selama ini bila berdepan dengan dia saya jadi hilang pertimbangan. Saya jadi lemah, rasa diri saya kerdil, takut nak membantah. Sudahlah begitu, dia jadi perempuan.” Kata Arifin tanpa sanggup menghabiskan kata-katanya. Termenung saya mendengar ceritanya itu.
Tidak saya sangka Niza sanggup berkelakuan demikian kerana Arifin bukan orang sebarangan. Arifin berpelajaran agama dan setia kepada isterinya. Budi bahasa pun elok.
“Kalau sudah begitu bunyinya, saya rasa awak maafkanlah dia,”kata saya.
Selain itu saya mencadangkan kepada Arifin supaya merelakan isterinya pergi.
Kata saya, mungkin nyawa isterinya itu terlalu sukar meninggalkan jasad kerana dia mahukan keampunan daripada suaminya terlebih dahulu.”
Lagipun, dia sudah terlalu menderita, sampai badan tinggal tulang, kepala pun dah nak botak. Doktor pula sudah sahkan penyakit dia tidak dapat disembuhkan lagi. Jadi, pada pandangan saya, daripada dia terus azab menanggung seksaan sakaratulmaut, adalah lebih baik kalau awak relakan saja dia pergi.
Saya tau ia susah nak di buat, tapi keadaan memaksa.”
“Ampunkan dia?” Arifin bertanya balik.
“Dia dah derhaka dengan saya, buat tak senonoh dengan lelaki lain, kenakan ilmu sihir kepada saya, ustaz mau saya maafkan dia?”tingkah Arifin dengan suara yang agak keras.
Mungkin dia terkejut.
“Ya. dia pergi dengan aman dan awak pula dapat pahala,” jelas saya. Saya terus memujuknya supaya beralah demi kebaikan isterinya. Saya katakan, yang lepas itu lepaslah. Lagi pun Niza sudah mengaku dosanya, jadi adalah lebih baik Arifin memaafkannya. Mungkin dengan cara itu Niza akan insaf dan meninggal dengan mudah.
“Takkan awak nak biarkan dia menderita? Awak nak pukul dia? Maki dia? Tak ada gunanya. Maafkan saja dia dengan hati yang benar-benar ikhlas,” jelas saya.
Setelah puas memujuk, akhirnya Arifin mengalah juga. Lalu saya nasihatkan supaya dia bacakan surah Yasin tiga kali dan ulangkan ibu Yasin (salaamun qaulam mirrabir rahim) sebanyak tujuh kali.
“Buat malam ni juga. Lepas itu tunaikan solat,” kata saya. Seminggu kemudian Arifin menelefon saya. Dengan sedih beliau memaklumkan isterinya sudah meninggal dunia. Tambah kawan saya itu, Niza pergi tanpa sesiapa sedari kerana ketika itu dia sedang menunaikan solat Isyak. Bila kembali, dia lihat isterinya tidak bernyawa lagi.
“Tapi Alhamd ulil lah, sebelum pergi dia sempat minta ampun daripada saya sekali lagi kerana menderhaka. Marah, memang marah, tapi bila dia pegang tangan saya sambil menangis dan kemudian minta ampun, tidak sanggup juga rasanya untuk membiarkan dia pergi dalam keadaan tanpa kemaafan daripada saya. Ustaz, saya dah ampunkan dia.
“Namun demikian, kata Arifin, lendir dan nanah busuk masih lagi mengalir daripada alat kelamin Allahyarham isterinya itu sehinggalah mayatnya dikebumikan.


Kepada wanita, kutiplah pengajaran dari cerita ini. Ini satu contoh siksa dunia buat isteri yang derhaka kepada suami. Ingatlah, neraka jahanam adalah tempat yang kekal untuk isteri sebegini. Kepada lelaki/suami adakah anda ingin melihat ini terjadi kepada isteri anda? bimbinglah mereka dengan ajaran islam yang sebenar. jangan biarkan mereka terlalu bebas tanpa kawalan sehingga berlakunya maksiat, baik dari kata-kata ataupun perbuatan. Sayangilah isteri anda kerana dia adalah amanah Allah buat anda para suami. Wallahualam.


SUAMI MITHALI IDAMAN ISTERI



بسم الله الرحمن الرحيم


Ramai wanita mengimpikan suami seperti ini?






SEBAGAI lelaki, pernahkah terfikir untuk menjadikan diri sebagai orang dikagumi? Bukan saja memiliki perawakan menarik tetapi hadir dalam satu pakej yang penuh kesempurnaan sehingga menjadi teladan kepada semua – disayangi isteri, dihormati anak-anak, disanjung keluarga dan sekali gus berjaya dalam kehidupan dunia akhirat?


Kalaulah anda belum berpunya, pasti ramai yang bakal menjadi pemujanya. Namun berusahalah menjadi lelaki yang sempurna dan cuba memenuhi apa yang diinginkan wanita. Jika anda mengidam mendapat pasangan yang memenuhi segalanya, tidak salah sekiranya mencuba untuk menjadi lelaki yang sesempurna mungkin.


Berikut adalah petua bagaimana hendak memenuhi aspirasi berkenaan dan anda mungkin mampu memenuhinya jika piawaian yang anda ada menepati apa yang dicari golongan hawa.


Pastinya jika ciri itu ada pada diri anda, tentunya anda lelaki paling bahagia di dunia ini kerana mampu memenuhi kehendak masyarakat, agama dan meletakkan kesempurnaan diri pada tahap yang sewajarnya.


Marilah kita selidiki kalau ciri-ciri atau petua yang dititipkan ini ada pada diri anda atau sememangnya ia sifat semula jadi anda. Tentu anda bakal diburu oleh wanita mendambakan lelaki seperti dimaksudkan.


1. Pasang niat dan berdoa untuk menjadi suami terbaik. Tanpa berniat dan berdoa anda tidak mungkin jadi suami yang cemerlang. Ramai suami terlupa mengenai hal ini.


2. Jika sudah mendirikan rumah tangga, ber syukur kerana mempunyai pasangan. Yakinlah isteri anda pasangan terbaik yang Tuhan tentukan untuk anda. Ketentuan Tuhan adalah yang terbaik.


3. Suami ‘mithali’ menjadi kebanggaan isteri. Pastikan anda membentuk sifat positif dan istimewa. Cuba tanya diri apakah sifat atau amalan yang boleh dibanggakan isteri anda.


4. Pastikan anda ada masa untuk berbual dengan isteri setiap hari. Semua isteri bahagia apabila dapat berbual dengan suami. Berapa minit yang anda luangkan untuk berbual dengan isteri setiap hari?


5. Setiap hari pulang dengan senyum dan bersemangat. Apabila suami tersenyum, isteri dan anak-anak akan bahagia dan rahmat Tuhan akan turun. Senyumlah apabila sampai ke rumah.


6. Pastikan anda bergurau senda dengan isteri di dalam kenderaan semasa dalam perjalanan ke tempat kerja ataupun ke mana sahaja. Ramai suami membazir masa dengan membisu semasa di dalam kenderaan.


7. Telefon isteri ataupun hantar SMS sekadar untuk menyatakan yang anda sayang ataupun rindu pada isteri. Isteri anda akan berasa seronok dan bahagia apabila mendapat panggilan ataupun mesej tersebut.


8. Hiburkan hati isteri anda dengan bercerita, buat lawak atau gurauan yang mesra. Setiap gurauan mengubat hati isteri dan mengeratkan hubungan suami isteri.


9. Amalkan makan bersama setiap hari. Berbual mesra dan nasihat menasihati semasa makan. Amalan ini akan menarik hidayat Tuhan dan mengeratkan hubungan. Elakkan berbual perkara yang melalaikan semasa makan.


10. Ajak isteri mandi bersama sekali sekala. Bergurau senda semasa mandi bersama adalah sunnah yang dapat mengeratkan hubungan suami isteri.


11. Bantu isteri melakukan kerja rumah. Ini adalah sunnah yang dapat meringankan beban isteri, mengeratkan kasih sayang dan membahagiakan pasangan anda.


12. Amalkan mesyuarat keluarga sekerap mungkin. Amalan bermesyuarat menarik hidayat Tuhan, mengeratkan hubungan dan menyelesaikan banyak masalah.


13. Pastikan penampilan anda anggun, kemas, bersih, wangi, sihat dan ceria. Ramai suami inginkan isteri yang mengancam, tetapi mengabaikan penampilan diri sendiri. Mana adil ?


14. Didik isteri dengan memberi nasihat dan peringatan secara hikmah. Jadikan tindakan dan amalan anda sebagai contoh teladan yang cemerlang. Elakan cakap tak serupa bikin.


15. Berikan nafkah kepada isteri mengikut keperluan keluarga dan kemampuan suami. Ramai suami mengabaikan nafkah kerana isteri bekerja. Ramai suami yang kedekut dan berkira. Ini menyebabkan isteri derita dan rumah tangga terancam.


16. Jadikan penawar hati kepada isteri. Ambil berat keperluan, kemahuan dan peka kepada emosi dan situasi isteri. Isteri yang bahagia membentuk keluarga sejahtera.


17. Sentiasa taat kepada semua perintah Tuhan dan memastikan keluarga juga patuh kepada Tuhan.


18. Suami mithali sentiasa menyimpan rahsia isteri. Ramai suami secara sengaja ataupun tidak sengaja menceritakan keburukan isteri kepada orang lain. Ini wajib dihentikan.


19. Muliakan keluarga isteri seperti keluarga sendiri. Ada suami yang membeza-bezakan antara keluarganya dan keluarga isteri. Ada suami memusuhi keluarga isteri. Anda bagaimana?


20. Bentuk sifat cemburu yang positif. Cemburu tanda beriman, sayang dan endah. Suami yang tidak cemburu adalah dayus. Isteri amat suka apabila suaminya ada sifat cemburu. Dia rasa dihargai.


21. Jadilah suami yang pemaaf. Syurga isteri di bawah tapak kaki suami. Maafkanlah isteri setiap malam sebelum tidur supaya rumah tangga bahagia dan isteri mudah masuk syurga.


22. Tegur kesilapan isteri dengan hikmah dan kasih sayang. Isteri merajuk bukan sebab ditegur tetapi cara ditegur yang kasar. Apabila suami kasar, isteri jadi takut, bingung, hiba dan memberontak.


23. Gunakan Nabi Muhammad s.a.w sebagai ‘role model’. Hidupkan amalan sunnah dalam rumah tangga. Sebut nama rasul apabila mendidik dan menasihati keluarga bagi mendapat hikmah.


24. Mendahulukan keperluan isteri daripada orang lain. Ini adalah tertib memberi khidmat. Ramai suami yang melebihkan orang lain daripada isterinya. Elakan kesilapan ini.


25. Suruh isteri dirikan sembahyang dan ibadah lain. Apabila berjauhan, telefon atau SMS bagi mengingatkan sembahyang. Wasiatkan isteri untuk sembahyang fardu dan sunat. Buat pesanan ini sehingga suami meninggal dunia.


26. Cintai isteri sepenuh hati. Cintai tanpa syarat, bertambah mengikut usia, penuh kemaafan, memberi tenaga, tidak pernah sengsara serta berteraskan iman dan takwa.


27. Sentiasa berubah secara positif. Sebelum cuba ubah isteri dan keluarga, ubah diri dulu. Apabila suami berubah, keluarga akan turut berubah. Apabila suami cemerlang, isteri akan gemilang.


28. Pamer keprihatinan yang tinggi terhadap keluarga. Ramai suami tidak ambil kisah dengan keluarga mereka.Cuba tanya apa lagi khidmat tambahan yang patut diberikan kepada keluarga.


29. Pamer kematangan yang tinggi. Orang yang matang tenang, sabar, waras, bijaksana, dapat membuat keputusan dan cekap menyelesaikan masalah.


30. Memuliakan semua perempuan bukan sekadar isterinya. Ramai lelaki cuba hormat wanita tertentu sahaja. Ramai isteri yang kecewa terhadap suami yang menghina atau tidak hormat sebarang wanita termasuk pembantu rumah.


DAYUS KAH AKU ?




بسم الله الرحمن الرحيم






Siapa Lelaki Dayus ?














Sebenarnya, bab ini agak panjang kerana terlalu banyak tanggung jawab suami dan ayah terhadap ahli keluarganya. Cuma bagi memudahkan kefahaman, tulisan ringkas ini akan fokus kepada satu isu terlebih dahulu. Iaitu siapa itu lelaki dayus yang dimaksudkan oleh Nabi SAW tidak akan masuk syurga.






Nabi SAW bersabda :-






ثلاثة لا ينظر الله عز وجل إليهم يوم القيامة: العاق لوالديه، والمترجلة، والديوث. رواه أحمد والنسائي






Ertinya : Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat (bermakna tiada bantuan dari dikenakan azab) mereka di hari kiamat : Si penderhaka kepada ibu bapa, si perempuan yang menyerupai lelaki dan si lelaki DAYUS" ( Riwayat Ahmad & An-Nasaie: Albani mengesahkannya Sohih : Ghayatul Maram, no 278 )






Dalam sebuah hadith lain pula :






ثلاثةٌ قد حَرّمَ اللهُ - تَبَارَكَ وَتَعَالَى - عليهم الجنةَ : مُدْمِنُ الخمر ، والعاقّ ، والدّيّوثُ الذي يُقِرُّ في أَهْلِهِ الخُبْثَ . رواه أحمد والنسائي .






Ertinya : Tiga yang telah Allah haramkan baginya Syurga : orang yang ketagih arak, si penderhaka kepada ibu bapa dan Si Dayus yang membiarkan maksiat dilakukan oleh ahli keluarganya" ( Riwayat Ahmad )






Malah banyak lagi hadith-hadith yang membawa makna yang hampir dengan dua hadith ini. Secara ringkasnya, apakah dan siapakah lelaki dayus?






ERTI DAYUS






Suami tiada kuasa? Dayus telah disebutkan dalam beberapa riwayat athar dan hadith yang lain iaitu :-






1) Sabda Nabi : -






وعن عمار بن ياسر عن رسول الله قال ثلاثة لا يدخلون الجنة أبدا الديوث والرجلة من النساء والمدمن الخمر قالوا يا رسول الله أما المدمن الخمر فقد عرفناه فما الديوث قال الذي لا يبالي من دخل على أهله






Ertinya : Dari Ammar bin Yasir berkata, ia mendengar dari Rasulullah SAW berkata : " Tiga yang tidak memasuki syurga sampai bila-bila iaiatu Si DAYUS, si wanita yang menyerupai lelaki dan orang yang ketagih arak" lalu sahabat berkata : Wahai Rasulullah, kami telah faham erti orang yang ketagih arak, tetapi apakah itu DAYUS? , berkata nabi : "IAITU ORANG YANG TIDAK MEMPERDULIKAN SIAPA YANG MASUK BERTEMU DENGAN AHLINYA (ISTERI DAN ANAK-ANAKNYA) - ( Riwayat At-Tabrani ; Majma az-Zawaid, 4/327 dan rawinya adalah thiqat)






Dari hadith di atas, kita dapat memahami bahawa maksud lelaki DAYUS adalah si suami atau bapa yang langsung tiada perasaan risau dan ambil endah dengan siapa isteri dan anaknya bersama, bertemu, malah sebahagiannya membiarkan sahaja isterinya dan anak perempuannya dipegang dan dipeluk oleh sebarangan lelaki lain.










2) Pernah juga diriwayatkan dalam hadith lain, soalan yang sama dari sahabat tentang siapakah dayus, lalu jawab Nabi:-






قالوا يا رسول الله وما الديوث قال من يقر السوء في أهله






Ertinya : Apakah dayus itu wahai Rasulullah ?. Jawab Nabi : Iaitu seseorang ( lelaki) yang membiarkan kejahatan ( zina, buka aurat, bergaul bebas ) dilakukan oleh ahlinya ( isteri dan keluarganya)






PENERANGAN ULAMA TENTANG LELAKI DAYUS






Jika kita melihat tafsiran oleh para ulama berkenaan istilah Dayus, ia adalah seperti berikut :-






هو الذي لا يغار على أهله






Ertinya : "seseorang yang tidak ada perasaan cemburu (kerana iman) terhadap ahlinya (isteri dan anak-anaknya) (An-Nihayah,2/147 ; Lisan al-Arab, 2/150)






Imam Al-‘Aini pula berkata : "Cemburu lawannya dayus" ( Umdatul Qari, 18/228 )






Berkata pula An-Nuhas :






قال النحاس هو أن يحمي الرجل زوجته وغيرها من قرابته ويمنع أن يدخل عليهن أو يراهن غير ذي محرم






Ertinya : cemburu ( iaitu lawan kepada dayus ) adalah seorang lelaki itu melindungi isterinya dan kaum kerabatnya dari ditemui dan dilihat (auratnya) oleh lelaki bukan mahram " (Tuhfatul Ahwazi, 9/357)






Disebut dalam kitab Faidhul Qadir :






فكأن الديوث ذلل حتى رأى المنكر بأهله فلا يغيره






Ertinya : Seolah-olah takrif dayus itu membawa erti kehinaan (kepada si lelaki) sehingga apabila ia melihat kemungkaran (dilakukan) oleh isteri dan ahli keluarganya ia tidak mengubahnya" ( Faidhul Qadir, 3/327 )






Imam Az-Zahabi pula berkata :-






فمن كان يظن بأهله الفاحشة ويتغافل لمحبته فيها فهو دون من يعرس عليها ولا خير فيمن لا غيرة فيه






Ertinya : Dayus adalah sesiapa yang menyangka ( atau mendapat tanda) bahawa isterinya melakukan perkara keji ( seperti zina atau maksiat lainnya) maka ia mengabaikannya kerana CINTAnya kepada isterinya , maka tiada kebaikan untuknya dan tanda tiada kecemburuan ( yang diperlukan oleh Islam) dalam dirinya" ( Al-Kabair, 1/62 )






Imam Ibn Qayyim pula berkata :-






قال ابن القيم وذكر الديوث في هذا وما قبله يدل على أن أصل الدين الغيرة من لا غيرة له لا دين له فالغيرة تحمي القلب فتحمى له الجوارح فترفع السوء والفواحش وعدمها يميت القلب فتموت الجوارح فلا يبقى عندها دفع البتة






Ertinya : Sesungguhnya asal dalam agama adalah perlunya rasa ambil berat (protective) atau kecemburuan ( terhadap ahli keluarga) , dan barangsiapa yang tiada perasaan ini maka itulah tanda tiada agama dalam dirinya, kerana perasaan cemburu ini menjaga hati dan menjaga anggota sehingga terjauh dari kejahatan dan perkara keji, tanpanya hati akan mati maka matilah juga sensitiviti anggota ( terhadap perkara haram), sehingga menyebabkan tiadanya kekuatan untuk menolak kejahatan dan menghindarkannya sama sekali.






DAYUS ADALAH DOSA BESAR






Ulama Islam juga bersetuju untuk mengkategorikan dayus ini dalam bab dosa besar, sehingga disebutkan dalam satu athar :






لَعَنَ اللَّهُ الدَّيُّوثَ ( وَاللَّعْنُ مِنْ عَلَامَاتِ الْكَبِيرَةِ فَلِهَذَا وَجَبَ الْفِرَاقُ وَحَرُمَتْ الْعِشْرَةُ)






Ertinya : Allah telah melaknat lelaki dayus ( laknat bermakna ia adalah dosa besar dan kerana itu wajiblah dipisahkan suami itu dari isterinya dan diharamkan bergaul dengannya) (Matalib uli nuha, 5/320 )






Walaupun ia bukanlah satu fatwa yang terpakai secara meluas, tetapi ia cukup untuk menunjukkan betapa tegasnya sebahagian ulama dalam hal kedayusan lelaki ini.






Petikan ini pula menunjukkan lebih dahsyatnya takrifan para ulama tentang erti dayus dan istilah yang hampir dengannya :






والقواد عند العامة السمسار في الزنى






Ertinya : Al-Qawwad ( salah satu istilah yang disama ertikan dengan dayus) di sisi umum ulama adalah broker kepada zina" (Manar as-sabil, 2/340 , rawdhatul tolibin, 8/186 )






Imam Az-Zahabi menerangkan lagi berkenaan perihal dayus dengan katanya :-






الديوث وهو الذي يعلم بالفاحشة في أهله ويسكت ولا يغار وورد أيضا أن من وضع يده على امرأة لا تحل له بشهوة






Ertinya : Dayus, iaitu lelaki yang mengetahui perkara keji dilakukan oleh ahlinya dan ia sekadar senyap dan tiada rasa cemburu ( atau ingin bertindak), dan termasuk juga ertinya adalah sesiapa yang meletakkan tangannya kepada seorang wanita yang tidak halal baginya dengan syahwat" (Al-kabair, 1/45 )






CEMBURU ADALAH WAJIB DAN DITUNTUT DALAM ISLAM






Ada isteri yang menyalahkan suami kerana terlalu cemburu, benar cemburu buta memang menyusahkan, memang dalam hal suami yang bertanya isteri itu dan ini menyiasat, saya nasihatkan agar isteri janganlah memarahi suami anda yang melakukan tindakan demikian dan jangan juga merasakan kecil hati sambil membuat kesimpulan bahawa suami tidak percaya kepada diri anda. Kerap berlaku, suami akan segera disalah erti sebagai ‘tidak mempunyai kepercayaan' kepada isteri.






Malah ada segelintir para isteri yang marah-marah dan melenting apabila suami menegur. Jika apa yang ditegur itu memang kesalahan anda, sepatutnya anda sedar dan menyesal serta meminta maaf kepada suami. dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, seterusnya meminta keampunan kepada Allah, bukan cuba memberikan alasan-alasan serta hujah-hujah mengikut akal dan hati. Sedangkan apa yang ditegur suami itu memang benar atas kesalahan yang anda lakukan dan perbuatan itu pula memang dilarang dalam agama . Sebenarnya, kita perlu memahami bahawa ia adalah satu tuntutan dalam Islam dan menunjukkan anda sedang memiliki suami yang bertanggungjawab dan sedang subur imannya.






SUAMI YANG MEMPUNYAI ISTERI YANG SOLEHAH






Bergembiralah sang suami yang memperolehi isteri solehah kerana suami tidak lagi sukar untuk mengelakkan dirinya dari terjerumus dalam lembah kedayusan. Ini kerana tanpa sebarang campur tangan dan nasihat dari sang suami, isteri sudah pandai menjaga aurat, maruah dan dirinya.






Nabi SAW bersabda :






من سعادة ابن آدم المرأة الصالحة






Ertinya : "Dari tanda kebahagian anak Adam adalah memperolehi wanita solehah ( isteri dan anak)" ( Riwayat Ahmad, no 1445, 1/168 )






Memang amat beruntung, malangnya tidak mudah memperolehi isteri solehah di zaman kehancuran ini, sebagaimana sukarnya mencari suami yang tidak dayus.






Suami juga patut sekali sekala menyemak hand phone isteri, beg isteri dan lain-lain untuk memastikan tiada yang diragui. Mungkin ada isteri yang curang ini dapat menyembunyikan dosanya, tetapi sepandai-pandai tupai melompat akhirnya akan tertangkap jua. Saya tahu, pasti akan ada wanita yang kata.






"habis, kami ini tak yah check suami kami ke ustaz?"






Jawabnya, perlu juga, cuma topic saya sekarang ni sedang mencerita tanggung jawab suami. Maka perlulah saya fokus kepada tugas suami dulu. Namun sedikit ulasan dari persoalan begini. Bezanya suami berbanding isteri. Suami boleh berkahwin lebih dari satu. Namun isteri tetap akan mempunyai seorang suami selagi tiada penceraian atau yang sejajar dengannya. Maksudnya disini satu perbezaan yang amat besar bila suami ada wanita lain (bergantung pada tujuan) berbanding Isteri punyai lelaki lain.






Cemburu seorang suami dan ayah adalah wajib bagi mereka demi menjaga maruah dan kehormatan isteri dan anak-anaknya.






Diriwayatkan bagaimana satu peristiwa di zaman Nabi






قَالَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ : لَوْ رَأَيْتُ رَجُلاً مَعَ امْرَأَتِي لَضَرَبْتُهُ بِالسّيْفِ غَيْرُ مُصْفِحٍ عَنْهُ ، فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه على آله وسلم فَقَالَ : أَتَعْجَبُونَ مِنْ غَيْرَةِ سَعْدٍ ؟ فَوَ الله لأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ ، وَالله أَغْيَرُ مِنّي ، مِنْ أَجْلِ غَيْرَةِ الله حَرّمَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن.






Ertinya : Berkata Ubadah bin Somit r.a : "Jika aku nampak ada lelaki yang sibuk bersama isteriku, nescaya akan ku pukulnya dengan pedangku", maka disampaikan kepada Nabi akan kata-kata Sa'ad tadi, lalu nabi memberi respond : "Adakah kamu kagum dengan sifat cemburu yang dipunyai oleh Sa'ad ? , Demi Allah, aku lebih kuat cemburu berbandingnya, malah Allah lebih cemburu dariku, kerana kecemburuan Allah itulah maka diharamkan setiap perkara keji yang ternyata dan tersembunyi.. " ( Riwayat Al-Bukhari & Muslim )






Lihat betapa Allah dan RasulNya inginkan para suami dan ayah mempunyai sifat protective kepada ahli keluarga dari melakukan sebarang perkara keji dan mungkar, khasnya zina.






BILA LELAKI MENJADI DAYUS?






Secara mudahnya cuba kita lihat betapa ramainya lelaki akan menjadi DAYUS apabila :-






1) Membiarkan kecantikan aurat, bentuk tubuh isterinya dinikmati oleh lelaki lain sepanjang waktu pejabat (jika bekerja) atau di luar rumah.






2) Membiarkan isterinya balik lewat dari kerja yang tidak diketahui bersama dengan lelaki apa dan siapa, serta apa yang dibuatnya di pejabat dan siapa yang menghantar.






3) Membiarkan aurat isterinya dan anak perempuannya dewasanya terlihat (terselak kain) semasa menaiki motor atau apa jua kenderaan sepanjang yang menyebabkan aurat terlihat.






4) Membiarkan anak perempuannya ber'dating' dengan tunangnya atau teman lelaki bukan mahramnya.






5) Membiarkan anak perempuan berdua-duaan dengan pasangannya di rumah kononnya ibu bapa 'spoting' yang memahami.






6) Menyuruh, mengarahkan dan berbangga dengan anak perempuan dan isteri memakai pakaian yang seksi di luar rumah.






7) Membiarkan anak perempuannya memasuki akademi fantasia, mentor, gang starz dan lain-lain yang sepertinya sehingga mempamerkan kecantikan kepada jutaan manusia bukan mahram.






8) Membiarkan isterinya atau anaknya menjadi pelakon dan berpelukan dengan lelaki lain, kononnya atas dasar seni dan lakonan semata-mata. Adakah semasa berlakon nafsu seorang lelaki di hilangkan?. Tidak sekali-sekali.






9) Membiarkan isteri kerja dan keluar rumah tanpa menutup aurat dengan sempurna.






10) Membiarkan isterinya berbual dan bergelak tawa, berchatting, bersms dengan lelaki yg bukan mahramnya.






11) Membiarkan isteri disentuh anggota tubuhnya oleh lelaki lain tanpa sebab yang diiktiraf oleh Islam seperti menyelematkannya dari lemas dan yang sepertinya.






12) Membiarkan isterinya bersalin dengan dibidani oleh doktor lelaki tanpa terdesak dan keperluan yang tiada pilihan.






13) Membawa isteri dan anak perempuan untuk dirawati oleh doktor lelaki sedangkan wujudnya klinik dan hospital yang mempunyai doktor wanita.






14) Membiarkan isteri pergi kerja menumpang dengan teman lelaki sepejabat tanpa sebarang cemburu.






15) Membiarkan isteri kerap berdua-duan dengan pemandu kereta lelaki tanpa sebarang pemerhatian.






Terlalu banyak lagi jika ingin saya coretkan di sini. Kedayusan ini hanya akan sabit kepada lelaki jika semua maksiat yang dilakukan oleh isteri atau anaknya secara terbuka dan diketahui olehnya, adapun jika berlaku secara sulit, suami tidaklah bertanggungjawab dan tidak sabit 'dayus' kepad dirinya.






Mungkin kita akan berkata dalam hati :-






" Jika demikian, ramainya lelaki dayus di kelilingku"






Lebih penting adalah kita melihat, adakah kita sendiri tergolong dalam salah satu yang disebut tadi.






Awas wahai lelaki beriman..jangan kita termasuk dalam golongan yang berdosa besar ini.






Wahai para isteri dan anak-anak perempuan, jika anda sayangkan suami dan bapa anda, janganlah anda memasukkan mereka dalam kategori DAYUS yang tiada ruang untuk ke syurga Allah SWT.






Sayangilah dirimu dan keluargamu. Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.






Akhirnya, wahai para suami dan ayah, pertahankan agama isteri dan keluargamu walau terpaksa bermatian kerananya. Nabi SAW bersabda :






من قتل دون أهله فهو شهيد






Ertinya : "Barangsiapa yang mati dibunuh kerana mempertahankan ahli keluarganya, maka ia adalah mati syahid" ( Riwayat Ahmad , Sohih menurut Syeikh Syuaib Arnout)






DITAMPAR BAPA SENDIRI HANYA KERANA INGIN MEMAKAI TUDUNG




بسم الله الرحمن الرحيم


Ceritanya bgini....






Aku mengeliat sepuas puasnya. Nasib baik takder siapa nampak cara aku mengeliat. Mahu jatuh saham aku huhu.






Tiba tiba aku teringat kisah semalam. Airmata terus berlinang. Terasa amat sayu dan sedih. Salah ke kalau aku nak pakai tudung? Naper abah tak benarkan? Buat pengetahuan korang, bapak aku ni jenis orang yang sibuk giler. Businessman yang sentiasa sibuk. Mak aku dah takder. Meninggal dunia lama dah. Sedih sangat sangat.






Dari jendela, kelihatan cahaya matahari mula menjeluskan diri ke celah celah langsir tingkap. Jam dah 11:00 pagi. Perut lapar.






Aku bangun capai tuala, masuk bilek mandi.






Lepas mandi, aku belek belek tubuhku pada cermin. Alangkah lebih cantik kalau aku bertudung. Aku nekad! Aku akan protes habis habisan kalau bapa aku tak nak juga bagi pakai tudung. Aku sanggup lari dari rumah. Demi kebaikan yang aku pilih. Lantak la dengan ahli keluarga aku yang lain lain. Semuanya tak nak pakai tudung! Tapi aku nak!!!!






Aku turun ke bawah. Baru jea nak buka tudung saji atas meja, terdengar bunyi kereta masuk garaj. Aku jenguk melalui tingkap dan nampak bapa aku balik. Aikkkk, apahal bapa balik awal ni???






Dalam masa yang sama, aku rasa inilah masa yang terbaik untuk desak bapa aku benarkan aku pakai tudung. Now or never!






Bila bapa aku buka jea pintu, aku bersalam dengannya dan tanpa lengahkan masa, aku kata, ""Daddy, cheq nak pakai tudung. Cheq nak!"






Bapak aku terus jegil sebesar besarnya. Macam ada api keluar! Pangggggggggggggggg ggg... Bapa aku hayun penampar ke muka aku! Tersepok aku di celah set sofa.






"Aduhhhhhhhhhhhhhhh hhhh....sampai hati daddy! Cheq tau la daddy rasa malu kalau cheq pakai tudung. Salah ke kalau cheq nak tutup aurat cheq? Kalau adik dan abg tak nak...."






Pangggggggggggggggg gggg....! Daddy labuh pelempang ke muka aku sekali lagi sebelum aku abis bercakap.






"Hang jangan nak bagi aku malu naaaa! Hang jangan nak buat pasai! Hang nak pakai tudung buat apa??? Dah 100 kali aku habaq, LELAKI TAK PAYAH PAKAI TUDUNG, LELAKI TAK PAYAH PAKAI TUDUNG!!! Tu la, bila time kelas agama, hang ponteng! Nama hang aku boh "Razali", tup tup lekat jadi ZAZA sahaja! Memang la dalam rumah ni semuanya tak bertudung sebab adik hang tu lelaki! Abang hang pun lelaki jugak!".






Aku yang tersepuk celah sofa, terus menangis terkedu kedu. Dah la sakit kena tampar, kena pelempang. Tudung pun tak dapat jugak.






SALAH KAH AKU? SALAH KAH AKUUUUUUUU! OOOOO tidakkkkkkkkkkkkk!






KWANG3X.. TEKUN BACA HEH , DARI ATAS .... RELEX LAR BEB .. AKU PUN DA TERKENA


X KAN NAK KENA SORANG2 PLAKKKKKKKKKKKK ....




SYAHIDAH PERTAMA DALAM SEJARAH




بسم الله الرحمن الرحيم












Syahidah Pertama Dalam Sejarah: Sumayyah Bintu Khubath Radhiallahu Anha






Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, kerana tempat yang dijanjikan bagi kalian ialah syurga”.






Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mendoakan keluarga Yasir, “Ya Allah, janganlah Engkau seksa seorang pun dari keluarga Yasir dengan api neraka”.






Keluarga yang agung dan mulia ini menghimpunkan segala sisi keutamaan. Keutamaan-keutamaan ini semerbak harum menebarkan aroma kemuliaan dan ia tersebar dari generasi terawal memeluk Islam sehinggalah ke generasi akhir zaman.






Pemimpin keluarga ini, Yasir bin Amir bin Malik berasal dari Yaman. Beliau datang ke Mekah bersama-sama Al-Harits dan Malik dalam rangka menjejaki saudaranya. Mereka berdua kembali ke Yaman, sebaliknya Yassir terus menetap di Mekah. Beliau kemudiannya menjalin persahabatan dengan Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah bin Abdullah Al-Makhzumy, yang kemudiannya menikahkannya dengan seorang hamba wanita, Sumayyah bintu Khubath, lalu melahirkan seorang anak lelaki, bernama Ammar. Abu Hudzaifah kemudiannya memerdekakan Sumayyah manakala Yasir dan Ammar tetap bersama-sama dengan Abu Hudzaifah sehingga meninggal dunia.






Sumayyah bintu Khubath, nama yang tidak pernah dikenali di seluruh pelosok Mekah sebelum Islam hadir memancarkan sinarnya di Ummul Qura. Beliau seorang wanita yang bersosok besar, usianya telah memasuki usia senja. Namun, beliau memiliki akal yang jernih, dan jiwanya memancarkan keikhlasan, bara dan semangat!. Tidak berapa lama selepas Rasulullah memulakan dakwah baginda, keluarga Yasir muncul sebagai di antara manusia terawal mengimani risalah Islam dan membenarkan kerasulan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Keimanannya yang mendalam terhadap Allah menjadikan dirinya sebagai pelopor wanita-wanita yang sabar dan tegar mempertahankan akidah. Bahkan beliaulah adalah orang ketujuh yang masuk Islam dan di antara orang terawal yang menampakkan keislamannya. Hal ini disebutkan oleh Al-Imam Adz-Dzahaby Rahimahullah di dalam bukunya, Siyar A’lamin-Nubala’ menerusi riwayat Abdullah bin Mas’ud Radiallahu Anhu,






“ Yang pertama sekali menampakkan keIslaman mereka secara terang-terangan ada tujuh orang; Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, Abu Bakar, Ammar, ibunya Sumayyah, Shuhaib, Bilal dan Al-Miqdad. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mendapat perlindungan dari bapa saudarany (Abu Talib). Abu Bakar mendapat perlindungan kaumnya. Yang lain-lain pula mengalami penyeksaan yang keras dari orang-orang musyrik, dikenakan baju besi lalu ditelantarkan di bawah terik matahari. Tidak seorang pun dari mereka kecuali harus memenuhi apa yang mereka inginkan, kecuali Bilal. Dia tidak peduli apa yang menimpa dirinya kerana Allah. Dia juga tidak peduli kepada kaumnya. Ketika dia diseksa, kanak-kanak kecil ikut sama mengerumuninya, dan dia hanya mampu mengucapkan, ‘Ahad, ahad, ahad”.






Keluarga Sumayyah turut sama berada di barisan hadapan. Kemarahan kaum Quraisy benar-benar memuncak. Hampir setiap nafas mereka adalah hembusan kebencian kepada orang-orang yang mengucapkan “Rabb kami adalah Allah”. Penyeksaan-penyeksaan tidak pernah menjadikan kaum Muslimin berundur, malah mereka tetap istiqamah dan terus mengikuti Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.






Sementara itu, baginda hanya mampu meniupkan kata-kata semangat dan motivasi keimanan kepada keluarga Sumayyah kerana tiada seorangpun yang mampu memberikan jaminan kepada keluarga tersebut. Keluarga itu menerima pelbagai jenis penyeksaan dari orang-orang musyrik yang terbakar oleh api dendam dan kebencian terhadap dakwah Islam. Mereka memuaskan keinginan yang gila dengan menyeksa Sumayyah dan keluarganya. Ibnu Atsir Rahimahullah menyebutkan di dalam kitabnya, Usdul Ghabah, tentang seksaan yang dialami oleh Sumayyah dengan berkata, “Dia termasuk orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam dan dia juga termasuk di kalangan orang-orang yang mendapat seksaan yang keras kerana Allah”.






KELUARGA YANG SABAR


Tiada yang mampu dilakukan manusia kecuali terkagum terhadap keluarga Yasir, sebuah keluarga yang mulia, yang diberi kemudahan, dan yang mampu menggegarkan para pemimpin kaum musyrikin Mekah. Mereka yang sebelumnya dikenali sebagai orang-orang yang lemah lembut, tidak lagi mempunyai sifat itu tatkala berhadapan dengan kaum kafir yang cuba mengoyakkan keimanan mereka. Bahkan kaum musyrikin hampir hilang akal kerana rasa marah ketika melihat keluarga ini semakin tenang dan mantap, tidak gerun terhadap seksaan, tidak beranjak sedikit pun dari akidah mereka, malah tidak surut kesabaran mereka ketika dijemur di bawah terik matahari dalam keadaan kehausan. Ketegaran keluarga ini membuatkan kaum musyrikin kehairanan, bingung dan semakin berang. Mereka mengheret Ammar bersama kedua ibubapanya ke tengah-tengah padang pasir yang panas sepanasnya, agar mereka keluar dari Islam. Ironinya, keluarga sabar ini sentiasa bertambah keimanan mereka seiring dengan semakin pedihnya seksaan. Mereka semakin pasrah, terutamanya setelah mereka mendengarkan doa memohon pengampunan bagi diri mereka oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.






Salim Abul-Ja’d meriwayatkan, beliau berkata, “Utsman memanggil beberapa sahabat Rasulullah, di antaranya terdapat Ammar bin Yasir. Ustman berkata, ‘Aku akan menyampaikan kepada kalian hadis tentang Ammar. Aku bersama Rasulullah pergi ke Al-Bathha’ sehingga kami menemui Ammar berserta ibubapanya ketika kaum musyrikin menyeksa mereka. Yasir berkata kepada Rasulullah, “Apakah selamanya aku akan begini?”. Baginda bersabda, “Bersabarlah!”. Kemudian baginda bersabda, “Ya Allah, berilah ampunan kepada keluarga Yasir, kerana Engkau telah berbuat apa yang Engkau Perbuat” . [Ditakhrij oleh Ahmad]






PENENTANGAN SUMAYYAH


Kaum musyrikin Quraisy hampir tidak pernah menghentikan seksaan terhadap Sumayyah dan keluarganya. Selepas suaminya meninggal dunia akibat penyeksaan, Sumayyah semakin menentang dan memberikan reaksi keras terhadap Bani Al-Mughirah bin Abdullah bin Makhzum, yang dipelopori oleh Abu Jahal. Dia layaknya orang yang tidak waras dan tidak berperasaan ketika berhadapan dengan ketegaran Sumayyah mempertahankan akidahnya. Baginya, kedegilan Sumayyah ialah perlecehan terhadap dirinya. Sumayyah telah berjaya mencarik-carik kebesaran nama Abu Jahal di kalangan kaum musyrikin kerana kesabarannya terhadap kerasnya seksaan. Hati Abu Jahal hampir saja meledak kerana Sumayyah tidak mahu memperolok-olokkan dan mengeji nama Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, walau dengan hanya satu kata seperti yang dipaksakan Abu Jahal kepadanya.






Abu Jahal (semoga Allah menghinakannya), tidak membiarkan satu pun sarana untuk menghalangi manusia dari jalan Allah, melainkan dia akan menggunakannya. Dia tidak mendapatkan satu jalan pun untuk menekan orang-orang Mukmin, melainkan dia akan melaluinya. Ibnu Ishaq Rahimahullah, menyampaikan satu gambaran yang jelas tentang hal ini, dengan berkata,






“ Abu Jahal, orang jahat yang terperdaya di tengah-tengah kaum Quraisy, jika mendengar berita seseorang masuk Islam, dan orang itu adalah orang yang terpandang dan mendapat jaminan perlindungan,maka dia hanya akan mengingatkannya dan menegurnya dengan berkata, ‘Kau tinggalkan agama bapamu, padahal bapa-bapamu adalah lebih baik darimu. Kami benar-benar akan mengalahkan pendapatmu dan benar-benar akan menghinakan kehormatanmu.’






Jika yang dihadapinya adalah seorang pedagang, maka dia akan berkata 'Demi Tuhan, kami benar-benar akan membuatkan kamu rugi dalam perniagaanmu, dan kami benar-benar akan menghancurkan harta bendamu'. Jika yang dihadapinya adalah orang yang lemah, maka dia akan memukul dan menyeksanya semahu-mahunya. Semoga Allah melaknat dan memburukkannya”






SYAHIDAH PERTAMA


Sumayyah Radiallahu Anha adalah wanita pertama yang menampakkan keIslamannya, di samping menjadi syahid pertama yang mengorbankan dirinya di jalan Allah. Dalam peristiwa kesyahidannya itu, terkandung pelajaran-pelajaran berharga bagi sesiapa yang memiliki hati atau mempunyai pendengaran. Beliau menjadi sosok syahid yang sebenarnya dan mempamerkan hakikat sabar kepada para generasi seterusnya.






Setelah suaminya, Yasir meninggal dunia kerana penyeksaan yang sangat berat, Sumayyah Radiallahu Anha diserahkan pula oleh Abu Hudzaifah kepada Abu Jahal, sehingga si jahat itu dapat menyeksa dengan segala cara yang diinginkannya disamping mengejek-ejek diri Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dengan sejuta sumpah seranah dan umpat keji. Suatu petang, Abu Jahal bersikap keras kepada Sumyyah, kemudian berkata kepadanya, “Engkau tidak beriman kepada Muhammad melainkan kerana engkau tergila-gila kepada ketampanannya”.






Apa pula reaksi Sumayyah? Beliau memberikan jawapan yang tidak kalah kerasnya, lantaran kemarahannya yang tidak tertahan dengan tuduhan Abu Jahal itu. Keangkuhan Abu Jahal terbukti apabila beliau menikamkan tombak ke tubuh Sumayyah sehingga menyebabkan Sumayyah meninggal dunia sebagai syahid, rohnya naik kepada Penciptanya dalam keadaan redha dan diredhai, kerana telah memberikan kesaksian tidak berbelahbagi bahawa tiada Ilah selain Allah, dan bahawa Nabi Muhammad adalah Rasul Allah.






Mujahid Rahimahullah berkata, “Syahid yang pertama di dalam Islam ialah ibu Ammar, Sumayyah yang ditikam Abu Jahal dengan menggunakan tombak, tepat di ulu hatinya” .(Al-Bidayah Wan-Nihayah, 3/59)






Ibnul Jauzy Rahimahullah berkata,” Dia adalah syahid pertama di dalam Islam. Semoga Allah redha kepadanya sebagaimana Allah membuatkannya redha”.






IBNU SUMAYYAH


Sumayyah, nama ini dan sahabiyah ini tetap hidup abadi menebarkan keharuman setelah mati syahid dan beruntung telah meraih keredhaan Allah. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam terbiasa memanggil anaknya Ammar, dengan sebutan “Ibnu Sumayyah”. Maka, tidak dapat lagi dimungkiri bahawa panggilan yang diberkahi ini merupakan penghormatan terhadap sahabiyah yang sabar dan baik ini. Panggilan itulah yang lebih sering meluncur dari lisan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang mulia.






Abdullah bin Mas’ud Radiallahu Anhu pernah berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda, ‘Jika manusia saling berselisih, maka Ibnu Sumayyah berada pada kebenaran”. (Kisah ini disebutkan di dalam Siyar A’lamin-Nubala, 1/415-416; Tarikhul Islam, Adz-Zahaby, 3/575)






Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam juga sering menyebutkan nama Sumayyah dengan keutamaan dan kebaikan. Sewaktu Perang Badar, baginda menyampaikan khabar gembira bagi “orang baik yang mendapat kebaikan”. (Julukan untuk Ammar, kerana Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda kepadanya, ‘Selamat datang wahai orang baik yang mendapat kebaikan’). Di dalamnya disebutkan juga nama Sumayyah. Peristiwa ini dikisahkan ketika musuh Allah, Abu Jahal terbunuh di dalam Perang Badar. Ketika itu Rasulullah menggembirakan Ammar dengan berkata “Allah telah membunuh orang yang membunuh ibumu”.






Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam juga pernah mendoakan untuk Sumayyah dan keluarganya dengan doa yang diberkahi ketika Ammar mendatangi Rasulullah mengadu seksaan yang dihadapi oleh ibubapanya termasuk dirinya sendiri. Beliau berkata, “Wahai Rasulullah, kami mendapatkan seksaan yang sangat keras”. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Bersabarlah wahai Abul Yaqzhan (julukan lain bagi Ammar). Ya Allah, janganlah Engkau seksa seorang pun dari keluarga Yasir dengan api neraka” (Al-Isti’ab, 4/325; As-Sirah Al-Halabiyah, 1/484)






NISA’ MUBASSYARAT BIL JANNAH!


Inilah kisah sahabiyah yang sabar, yang disajikan sirahnya sebagai wanita yang teguh hati pada kebenaran dan keimanan, sehingga menjadi pelopor di dalam perjuangan Islam sepanjang zaman. Ibnu Abdil-Barr Rahimahullah memuji Sumayyah dengan berkata, “Dia termasuklah orang yang diseksa kerana Allah, dan sabar di dalam menghadapi seksaan. Dia termasuklah wanita yang berbaiat, baik dan terutama” (Al-Isti’ab, 4/324)






Semoga Allah merahmati Sumayyah ibu Ammar, wanita dan orang pertama yang mati syahid di dalam Islam, ibu orang yang pertama membangun masjid dan digunakan untuk solat. Kesejahteraan bagi keluarga Yasir, kesejahteraan ke atas kalian kerana kesabaran kalian dan sesungguhnya kalian akan mendapat balasan yang sebaik-baiknya.






“Terimalah khabar yang baik wahai keluarga Ammar, kerana tempat yang dijanjikan bagi kalian adalah syurga” (Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang disampaikan oleh Ustman Al-Affan. Dipetik dari Thabaqat Ibnu Sa’ad, 3/249; Majma’ Az-Zawaid, 9/293; Tarikhul Islam Adz-Zahaby, 3/572)






Firman Allah SWT:


“Sesungguhnya Allah telah memberi dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang kerana Allah, lalu mereka membunuh dan terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam kitab Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar” (At-Taubah: 111)






Sumayyah bintu Khubath Radiallahu Anha termasuk sejumlah wanita yang terawal menerima Islam dan bersegera memenuhi janji Allah serta membenarkan apa yang telah dijanjikan Allah kepada kaum Muslimin, sehingga beliau berhak mendapat khabar gembira sebagai orang yang dijanjikan syurga. Bagaimana pula dengan kita sebagai kaum muslimah akhir zaman? Semoga kisah ini menjadi obor penyuluh dan menyemarakkan lagi semangat kita dalam mendakwahkan agama Allah ini sehingga tiba janji Allah yang seterusnya, "akan berdiri semula kekhilafahan di atas manhaj kenabian" [HR Ahmad]






ISTERI DEGIL TANDA SUAMI GAGAL



بسم الله الرحمن الرحيم










Assalamualaikum warahmatullah,






Para pengunjung blog tentu pernah membaca entry Isteri menumbuk dan memarahi suami dikhalayak ramai. JIka masih belum, elok baca dulu entry yang itu, sebelum menjamu selera mata ke entry kali ini. Seperti yang selalu saya katakan, suami itu adalah pemimpin rumahtangga dan bertanggungjawab terhadap apa yang berlaku di dalam kerajaannya. Kali ini saya kongsikan satu lagi artikel oleh Dr Hj Juanda Jaya, yang menyatakan perkara yang sama.






Kita selalu membaca kisah masyarakat yang mana, suami pening dengan sikap isteri yang sering berubah-ubah. Kebiasaannya, isteri mula berubah bila hidup di alam rumahtangga itu semakin mencecah usia lima tahun, kadang-kala mereka mulai berubah kurang daripada usia itu. Semakin hari si isteri menjadi semakin degil, membangkang, sikapnya mula melawan dan kadang-kala tidak segan silu mulai meninggikan suara kepada suami. Boleh dikatakan agak normal jika tingkah lakunya begitu cuma sekali sekala, itu pun kerana mengalami dilanda perubahan hormon setiap bulan, tetapi jika si isteri sudah mula dilanda tsunami perubahan hormon secara drastik atau sebab penyakit yang mempengaruhinya emosinya, hemm… sudah tentulah ada yang tidak berapa kena!






Cuba semak apa yang sedang berlaku. Boleh jadi si isteri terlalu kerap di tinggal-tinggalka n kerana suami sering out station. [NB: Out station boleh jadi kerana kerja, mungkin saja out station ke rumah madu dua atau tiga...] Walau apapun alasan suami keluar out station, ini memberi peluang isterinya bergaul dengan rakan-rakan bermasalah, maka berjangkitlah penyakit ‘bawaan kawan’ ini. Suami pula sudah mulai tidak sabar dengan sikap isteri, ada kalanya si isteri sibuk dengan kegilaan abarunya iaitu membeli belah dan berhutang dengan along demi mengikut trend. Jika dinasihati dia melenting, anak-anak ditinggalkan hingga larut malam kerana mahu mencuba perniagaan baru. Contohnya.






Suami yang tidak tahan mula mengadu kepada ibunya, mak mertua dan kawan-kawan yang perihatin. MALANG sungguh, dia lupa kesilapan isteri itu sebenarnya amat berkait rapat dengan kelemahan dirinya sendiri. Sebenarnya, perkahwinan itu mula retak jika suami dan isteri tiada rasa bertanggungjawap ke atas pasangan masing-masing. Rasa bertanggungjawap ke atas pasangan ini amat penting untuk mempastikan kedua-duanya berjalan menuju ke arah yang satu.






Tanggungjawap bermakna suami mesti mendidik pasangan untuk bersatu hati, komited atas kerja membina keluarga bersama-sama, berbincang dan bermesyuarat dalam merancang masa depan, membahagi tugas dan peranan masing-masing tanpa diskriminasi dan manipulasi antara satu sama lain.






Tetapi bagaimana isteri mahu dibawa berbincang jika suami asyik membawa diri sendiri? Sibuk dengan kerja hingga lupa bagaimana untuk berkomunikasi mesra dengan isteri. Bila berjumpa hanya arahan saja yang kedengaran ataupun kata-kata menyalahkan isteri, cerewet melihat ketidak-sempurnaan layanan walaupun sebenarnya isteri telah bertungkus lumus untuk memberi ruang keselesaan. Lama-kelamaan isteri tidak puas hati, suami asyik mencari salah dirinya dan suami benar saja selama-lamanya.






Wajib menasihati






Di manakah sentuhan jiwa suami yang dulu pernah menjinakkan isteri? Jika dahulu semasa bercinta, pijak semut pun tak mati... bicaranya merintih seperti seekor pungguk yang memuja bulan purnama. Bergayut di talipon hingga habis kredit... Naik lenguh jari menggengam talipon dan naik panas telinga dek terkena serpihan haba bateri... Orang putih sebut, zaman 'butterfly tummy' .... Hemmm.... Setelah berumahtangga, jangankan bercakap lembut, mata suami pun tidak sempat algi memandang isteri. Kalau ADA hajat, barulah terhegeh-hegeh menyentuh-nyentuh isteri, dipujuk-pujuk padahal ketika itu isteri masih menyimpan marah dan langsung tiada mood untuk bermesra. Akhirnya aktiviti seksual yang sepatutnya menjadi ibadah yang boleh mengeratkan keintiman suami-isteri, dilakukan asal jalan saja tanpa keseronokan dan kepuasan.






Jika isteri memberontak, suami pun mudah saja mengata isteri degil dan suka melawan. Tetapi berapa ramai suami yang mengambil tindakan postif dengan mencari punca-punca kepada tindakan negatif si isteri? Tiada masa untuk berbincang sebagaimana dulu semasa baru berkenalan. Mangapa masa amat mencemburi mereka? Sibuk ke sana ke sini hingga tidak tersentuh insan yang paling ebrharga dalam hidup? Sebenarnya masalah isteri degil ini telah dinyatakan dalam al-Quran dan suami-suami yang beriman wajib menasihati isteri sebelum meulaukan atau emmukul tanpa mencederakannya.






Allah SWT berfirman dalam surah an-Nisaa’ ayat 34 yang bermaksud, “Perempuan-perempuan yang kamu khuatir akan nusyuz hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggaljanlah mereka di tempat tidurnya atau pukullah mereka. Tetapi jika mereka mentaati kamu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan utnuk menyusahkan mereka.”






Sentuhan jiwa






Tidak perlu pukulan, memaki dan memulau isteri, yang paling MUSTAHAK adalah kasih sayang dalam bentuk nasihat dan tunjuk ajar. Tapi jika masa berbual pun terhad, bagaimana pula hendak menunaikan tanggungjawap menasihati isteri?






Sebenarnya tidak susah mencairkan hati isteri, berbincang dan berbual panjanglah dengannya. Dengar rintihannya dan ajaklah dia memahami anda. Isteri pun manusia biasa yang boleh tenggelam oleh persekitaran negatif, bahkan diri anda pun tiada bezanya. Jadi bersabarlah jika mahu meluruskan tulang yang bengkok. Jika terkasar boleh patah tetapi jangan biarkan ia rosak.






Isteri adalah amanah Allah, bukan barang hak mutlak milik anda seorang. Lupakah anda pesanan Rasulullah SAW yang bermaksud, “Wahai manusia! Takutilah Allah SWT di dalam urusan yang berkaitan dengan wanita. Sesungguhnya kamu telah mengambil mereka sebagai amanah daripada Allah SWT dan mereka telah dihalalkan kepada kamu dengan kalimah Allah. Kamu mempunyai hak ke atas isteri kamu dan mereka pula mempunyai hak ke atas kamu.”






Anda disuruh menjaganya, bukan mempergunakannya sesuka hati. Sudah habis diguna, dibuang ke dalam tong sampah. Bila rosak dituduh tidak sempurna, tidak bermanafaat dan tidak membawa untung. Dia adalah amanah Allah SWT yang AKAN disoal ke atas setiap suami bagaimanakah mereka menjaga isteri, adakah ia sesuai menurut suruhan Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda kepada para suami yang bermaksud, “Pulanglah kepada keluarga kalian, berdiamlah, ajari dan bimbing mereka. Lakukan solat begini dan begini.” (Hadis Muttafaqun ‘alaih)






Begitulah sentuhan jiwa yang diperlukan isteri, kepimpinan suami menjejaki jalan yang sukar dilalui biarlah anda menggenggam tangannya menapaki kehidupan ini dengan sentuhan iman, kasih sayang, kelembutan dan nasihat yang tidak mencederakan hati isteri.






Bukan hanya solat, bahkan ajari dia mengenal Allah, berbuat baiklah seolah-olah tiada seorang pun yang pernah melayannya dengan lembut kecuali anda. Wanita fitrahnya inginkan kelembutan, jika ditengking bertambah degillah dia.


Renung-renungkan!




HUKUM MEMBUAT BINAAN/MENGHIAS KUBUR




بسم الله الرحمن الرحيم


post kali ini adalah mengenai dengan hukum membuat binaan / menghias kubur yang banyak bverlaku dalam masyarakat kita sejak zaman berzaman, apa pandangan islam dalam persoalan ini? ;begini...






Telah diharamkan oleh syara menghias, membuat batas, meninggikan tanah di atas kubur, memayungkan, mendirikan kubbah, bangunan, menulis apa pun tulisan dan mengecat kubur berdasarkan hujjah syara dan fatwa Imam as-Syafie rahimahullah: Dari Abdullah bin Hasanah berkata: "Aku lihat Uthman bin Affan radhiallahu anhu memerintahkan agar diratakan kubur. "






Maka dikatakan kepadanya: Ini kubur Ummu Amr binti Uthman, maka beliau menyuruh agar diratakan (tanah di atas kubur tersebut). (Diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah dalam (المصنف) 4/138. Abu Zarah dalam (تاريخه) 2/66, 2/121. Sanadnya sahih dari Abdullah. Dan telah diwaridkan oleh Ibn Abi Hatim dalam (الجرح والتعديل) 3/81-82.)






Dari Abi al-Hayyah al-Asadi berkata: Berkata kepadaku Ali bin Abi Talib: Tidakkah aku mengutus engkau atas apa yang telah Rasulullah sallallahu alaihi wa-sallam mengutusku? Janganlah dibiarkan satupun berhala kecuali engkau menghancurkannya dan tidak dibiarkan sebuah kuburpun kecuali engkau meratakannya. (H/R Muslim, 3/61. Abu Daud, 3/70. an-Nasaii, 1/285. at-Turmizi, 2/153-154. al-Bahaiqi, 4/3. at-Tayalasi, 1/168. Dan Ahmad (741, 154).






Ada beberapa jalan pada Ibnu Abi Syaibah, 4/139 dan at-Tabrani dalam (الصغير) hlm. 29.)


Berkata al-Allama Imam al-Baghawi rahimahullah: Dilarang (diharamkan) dari meletak payung di atas kubur, kerana Umar radhiallahu anhu setelah melihat payung di atas kubur maka beliau menyuruh agar dibuang payung tersebut dan berkata: Biarkanlah amalnya yang memayungkannya.






Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah (beliau salah seorang dari kalangan ulama besarn as-Syafieyah) menjelaskan dalam kitabnya (المنهاج) bahawa Imam as-Syafie telah berfatwa: Dibenci mengapur, membaca dan menulis tulisan di atas kubur, samada menulis namanya di atas batu di sebelah kepalanya atau di tempat-tempat yang lainnya.






Semua fatwa-fatwa tentang larangan tersebut antaranya berdasarkan hadis sahih: Dari Jabir radhiallahu anhu berkata: Rasulullah sallallahu alaihi wa-sallam telah melarang kuburan dikapur, diduduki atasnya, didirikan bangunan di atasnya, ditambah atau ditulis di atasnya.






Setelah berpandukan hujah-hujah syara dan fatwa Imam as-Syafie, maka Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan: Dilaknat pembuatnya (orang yang bersolat, membina masjid atau binaan di kuburan), wajib bersegera merobohkannya dan merobohkan kubbah yang dibina di atas kubur kerana membinanya lebih bahaya dari masjid ad-Dirar yang dibina kerana bermaksiat terhadap Rasulullah sallallahu alaihi wa-sallam yang mana baginda telah melarang dari melakukan yang sedemikian.






Imam an-Nawawi rahimahullah dari kalangan ulama besar as-Syafieyah juga telah melanjutkan fatwa Imam as-Syafie yang berkaitan dengan hal ini: Tidak dibolehkan bertawaf di kubur Nabi sallallahu alaihi wa-sallam, dilarang meletakkan perut dan dada ke dinding kubur.






Abu Ubaidillah al-Hulaimi dan selainnya yang mana mereka semua menjelaskan fatwa Imam as-Syafie: Dibenci menyapu dengan tangan dan mengucup kubur Nabi. Jika di kuburan Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa-sallam dilarang dari bertawaf, merapatkan perut dan dada maka di kubur-kubur lain tentu diharamkan juga.






bahkan terdapat hadith dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang melarang dalam isu ini :


Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam telah melarang kuburan dikapur (di simen), dijadikan tempat duduk, dan juga didirikan bangunan diatasnya.” (Hadith Riwayat Imam Muslim)






Dan membawa bunga-bungaan / jambak-jambak bunga dan seumpamanya bersama jenazah adalah diharamkan yang telah menular dikalangan orang-orang Islam kerana mengikuti adat-adat orang kafir dan Melayu kuno dalam upacara-upacara jenazah mereka. Juga kerana perbuatan tersebut boleh mensia-siakan harta tanpa faedah dan memberi makna bermegah-megah dan berbangga..






Manakala hukumnya adalah haram jika kubur dibina menggunakan marmar (marble) dan seumpamanya, kerana amat berlawanan dengan ajaran Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, juga kerana terdapat pembaziran harta yang ditegah syarak serta terdapat sifat bermegah dan menunjuk yang amat dimurkai Allah subhanahu wa ta’ ala.






"Janganlah engkau bermegah-megah (dengan kekayaanmu), sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang bermegah-megah. (seperti lagakmu itu). (Surah Al-Qasas :76)






harap membacanya dengan hati yang terbuka..thanks, wasalam







































No comments:

Post a Comment