بسم الله الرحمن الرحيم
Tragedi Kiyai Liberal, Akhir Hayatnya Memilukan
“Apa!? kamu hamil?!” Pak tua itu terbelalak mendengar pengakuan putri bungsu yang dicintainya. Dia langsung berdiri dan memburu ke arah sang putri, mengangkat tangannya tinggi-tinggi, siap mendaratkan tamparannya, tapi...
“Jangan Paa... sabaar..!” istrinya menjerit sambil berusaha menghalangi dengan memeluk erat tubuh gadis kesayangannya. Sang bapak pun mengurungkan niatnya, tapi nampak jelas kemarahan dan kekecewaan luar biasa menguasai dirinya. Tubuhnya bergetar, matanya merah melotot, menatap tajam ke arah putrinya.
“Siapa!? Siapa yang berbuat kurang ajar begini, hah??” bentaknya tiba-tiba.
Sang putri hanya terdiam, terisak dan menyembunyikan wajahnya dalam pelukan sang ibu.
“Ya Allahhh… kenapa ini terjadi pada keluargakuu. .?? Aku yang ditokohkan orang sebagai cendekiawan muslim terkemuka di negeri ini, hanya membesarkan seorang pelacur!!!” Orang tua itu mengeluh dan mengomel seolah ingin memuntahkan seluruh kekesalan dan kekecewaan dari ubun-ubunnya. Sementara, sambil terus memeluk anaknya, sang istri berusaha menenangkan suasana.
“Istigfar Paa, siapa sih yang pelacur? Anak kita kan hanya korban…” belum selesai si istri berbicara, “Korban apa? Wong dia sengaja melakukannya! !!” Pak tua yang masih kesal itu kini bertambah marah mendengar istrinya berusaha membela sang anak.
Suasana langsung hening, sang istri hanya menunduk, tidak mampu berkata apa-apa. Sejenak kemudian lelaki tua itu menarik kursi ke arah istri dan anaknya yang masih saling berpelukan, dan menghempaskan tubuhnya yang mulai renta itu.
“Ufhhh…, kenapa kau lakukan ini, Nak?” nada bicaranya nampak mulai menurun. Lalu dia menunduk sambil menutupi mukanya dengan kedua tangan keriputnya, seakan tindakan itu bisa menutupi rasa malu yang akan dipikulnya ketika tersiar kabar di media massa infotaintment, “Putri Cendikiawan Muslim Terkemuka, Hamil di Luar Nikah dengan Pemuda Kristen.”
“Pokoknya, kamu harus dicambuk seratus kali!” tiba-tiba dia berucap tegas. Istrinya yang sedari tadi diam, serta-merta menoleh ke arahnya sambil mengernyitkan dahi.
“Apa, Pa? Dicambuk? Bukannya papa pernah bilang cambuk itu hukuman primitif yang tidak pantas untuk diberlakukan lagi? Papa juga sering menulis di buku dan berbagai media bahwa hudud itu sudah tidak relevan dan ketinggalan zaman?!” sang istri memberanikan diri untuk angkat bicara.
Mendengar itu, sang cendekiawan pun semakin terhenyak ke kursinya, dia pun terdiam tak tahu harus bagaimana.
*****
Semenjak kejadian itu, kini lelaki tua tujuh puluh tahunan itu terkulai lemah di atas pembaringan sebuah ruangan gawat darurat sebuah rumah sakit ibu kota. Dia mengalami depresi yang cukup berat. Dalam dirinya terjadi pertentangan batin yang hebat. Dia sadar bahwa selama ini dia terdepan meneriakkan keabsahan nikah beda agama, meneriakkan slogan anti penerapan syariat Islam, menentang jilbab dan menyatakan jilbab bukan ajaran Islam tapi tradisi Arab. “Itu budaya orang Arab, bukan budaya Islam!” tegasnya setiap saat ketika memberikan mata kuliah di depan mahasiswanya.
Tapi, kini nuraninya berontak ketika menyaksikan kedua putri-putrinya menyingkap aurat, berpakaian minim dan sudah tidak seakidah lagi dengannya. Dia ingin menyuruh mereka istiqamah dalam syariat Islam, hidup dalam rumah tangga islami, dan menutup aurat seperti yang diperintahkan Al Quran, tapi apa daya nasi sudah menjadi bubur. Kedua putrinya justru jadi orang yang gigih mengamalkan ideologi sekuler liberalnya.
Dengan busana gaul ala artis MTV, kini putrinya terjerumus kepada perbuatan zina dengan pemuda non muslim. Nuraninya menuntut untuk menjatuhkan hukuman sesuai dengan syariat Islam. Karena dia sangat mengerti bahwa hukuman di dunia akan membebaskan sang putri dari hukuman yang lebih dahsyat di akhirat nanti.
“Nak, walau bagaimana, kamu adalah seorang muslimah, jika terlanjur melakukan zina, kamu harus bertobat dan dihukum dengan hukuman yang telah ditetapkan oleh Islam.” Entah untuk ke berapa kalinya dia mengatakan itu pada sang putri. Karena tuntutan nuraninya, dia selalu mencoba meyakinkan putrinya agar mau menjalani hukuman cambuk dan pengasingan.
Hingga suatu ketika, saat saat sang putri membesuknya, dia mencoba membujuk putrinya. Tak disangka-sangka sang putri langsung berkata, “Ya sudah, kalau memang dalam Islam seperti itu, aku mau masuk Kristen aja!”
“Apaaa?!” bak disambar petir, pak tua itu langsung terlonjak berdiri. Matanya melotot seolah mau copot. “Kamu sudah gila, ya? Kalo kamu masuk Kristen, kamu berarti Murtad!! Kamu kafir dan...” Ia tak sanggup lagi meneruskan kata-katanya, karena amarahnya sudah membumbung tinggi. Dengan suara menggelegar dia hardik sang putri yang langsung terdiam, menggigil ketakutan.
“Apa nggak salah denger nih, Pa?” tiba-tiba putri sulungnya yang kebetulan sedang berkunjung, angkat bicara membela adiknya. “Papa ngomong apa sih, murtad.. kafir… Hak Diana dong Pa, untuk masuk Kristen, karena dia sudah merasa tidak cocok dengan Islam. Agama kan, wilayah privat yang tidak bisa dicampuri orang lain. Pindah agama ke Kristen adalah wilayah privat Diana. Papa tidak bisa, dong... ikut campur!”
“Jangan asal ngomong kamu, Len!!” pak tua itu langsung membentaknya.
“Dengar Lena, sebenarnya papa tidak pernah merestui kamu menikah dengan orang Kafir itu. Haram hukumnya muslimah menikah dengan orang kafir!!”
“Sekarang papa berani bilang begitu, lalu kenapa papa selama ini sibuk menulis di buku dan berbagai media bahwa semua agama itu sama kebenarannya? Untuk apa papa berkoar-koar semua pemeluk agama akan masuk surga? Itu semua bohong? Iya, Pa? Papa selama ini hanya menipu orang banyak dengan semua tulisan dan ucapan Papa itu?” Lena memberondong sang ayah yang sudah tua dan sedang sakit itu dengan berbagai pertanyaan yang sangat menyudutkan.
“Diaamm..!!!” dia semakin kalap mendengar ocehan sang putri sulung.
“Kenapa Lena harus diam? Lena kan hanya mengulang ucapan-ucapan yang Papa ajarkan!” Si sulung tidak mau kalah, balas membentak. “Asal Papa tahu, sekarang aku sudah ikut agama Mas Yudha, aku sudah masuk agama Budha!”
“Apaa?! ... beraninya kamu murtad Lena.. kamu sudah kafir, akan masuk neraka… darahmu sekarang halal ditumpahkan… akan aku bun... aaaakhhh!”
“Pa..pa..istigfar pa…, istigfaaar!! !” Sang istri berusaha menenangkan suaminya yang berteriak-teriak mengigau. Lelaki itu terus meronta-ronta sambil berteriak tak karuan. “Susteer… tolong susteer..” Sang istri pun menjerit histeris. Tak lama kemudian berdatanganlah beberapa perawat laki-laki, memegangi tangan dan kakinya sampai dia tenang kembali.
“Ahh.. hhh..hhh” lelaki itu nampak terengah, nafasnya memburu..
“Tenang Pak, istigfar..” salah seorang perawat terus berusaha menenangkannya.
Lelaki tua itu pun berangsur tenang, perlahan dia membuka kedua bola matanya, memandang sekelilingnya. Nampak olehnya sang istri yang masih menyisakan cemas di wajahnya. Kedua biji matanya menyapu sekeliling ruangan itu, namun tak didapatinya kedua orang putrinya.
“Ma.. apa.. d..Di..ana jj..jadi masuk kk..Kristen?” mulutnya bergetar, dengan suara yang amat lemah dia berusaha bertanya ke istrinya. Setelah terdiam beberapa saat, bingung harus menjawab apa, sang istri pun memberanikan diri untuk mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
..Kepalanya terkulai lemas, tatapannya kosong, perlahan dia pun kembali memejamkan mata…
“Fhhhhh…” lelaki itu menghembuskan nafas kuat-kuat, seolah ingin melepaskan semua beban di dadanya. Kepalanya terkulai lemas, tatapannya kosong, perlahan dia pun kembali memejamkan mata… tiba-tiba.. dia teringat sebuah hadits Nabi yang dulu sangat dihafalnya sejak kecil... “Apabila anak Adam meninggal dunia, terputus seluruh amalannya kecuali tiga perkara… Ilmu yang bermanfaat, shadaqah jariah, dan anak shaleh yang akan mendoakan..” Dia langsung membelalakkan matanya, “Anak yang shalehhh…” mulutnya berdesis. “Aku tidak punya anak yang shaleeeh… kedua putri ku telah murtaaad!!.. aahhh, siapa nanti yang akan mendoakanku? dia pun terisak, tubuhnya berguncang hebat menahan isakan tangis penyesalannya.
***
Sang cendekiawan tertunduk menatap tajam ke arah gundukan tanah yang masih merah tempat istrinya dibaringkan untuk selama-lamanya. Tanpa disangka, istrinya yang segar-bugar, mendahuluinya menemui sang Khaliq. Sementara sang cendekiawan tua yang belum bisa mengatasi depresi berat itu masih bertahan hidup, meski sakit-sakitan. Kini, tinggallah Kyai Liberal ini dengan dua orang putrinya.
Tiba-tiba dia tersentak, teringat kedua putrinya kini beda agama dengannya, berarti hanya dia sendiri yang muslim.
Ketika hendak beranjak berdiri. Tanpa sengaja bola matanya terpaku pada sebuah nisan berlambang salib, tak jauh dari makam istrinya. “Ya Allah, bila aku mati nanti, akankah namaku terpampang di batu nisan seperti di makam salib itu?” [azz@hra/voa- islam.com]
BS: Apa bezanya dengan negara kita malaysia? Murtad tak kena bunuh pun kan? Kerana hukum islam(hudud) itu tidak dilaksanakan oleh kerajaan. Anda menyokong kerajaan sekarang? Bermakna anda menyokong agar islam itu tidak dilaksanakan. Jangan terlalu yakin bahawa anak-anak kita tidak akan jadi seperti cerita di atas. Wallahualam.
PPIM
- United State Of Islam
- Klang, Selangor, Malaysia
- Assalamualaikum.. bismillahirahmanirahim. " Segala bahan didalam blog ini di ambil, di olah dan ditulis dari pelbagai sumber. Kepada yang ingin mengambil apa2 jua bahan dalam blog ini dengan niat untuk mengembang sebarkan ilmu, tidak perlu meminta izin atau menyertakan alamat blog ini. Sebarkan dan panjangkanlah kepada semua demi kebaikkan ummah. Semoga info yang ada dapat memberi manfaat walaupun sedikit cuma, dan semoga dengan usaha sekecil ini pastinya tidak akan terlepas dari pandangan Allah.. insyaAllah.. Jika ada kesilapan dari setiap posting, tolong berikan nasihat dan komen. Maaf andai terlancar bahasa tersasar kata-kata. Saya hanya insan biasa yang tidak sunyi dari kesilapan. wallahualam."Blog Created By AZHHAR/JEHA
CLICK BELOW TO SEARCH INFO N ILMU
-
▼
2010
(209)
-
▼
May
(113)
- BOHONG YANG DIHALALKAN DI MALAYSIA
- PEGAWAI JAIS TAK BELAJAR AGAMA KE ?
- JAIS BACUL ?
- CERDIK TAPI BANGANG...
- KAWAN KARIBKU MURTAD
- PESAN SEORANG KAWAN
- KIYAI LIBERAL.. MALAYSIA BAGAIMANA ?
- Fitnah, mengumpat pembunuh tanpa senjata
- SEPULUH ORANG YANG MAYATNYA TIDAK BUSUK DAN TIDAK ...
- LUASNYA NERAKA
- KHAS BUAT MELAYU YANG SELALU LUPA
- Anda tahu maksud munafik?
- Nau'zubillah...Islam digadai lagi
- Awas!! Liberal murtad tanpa sedar!
- BAGAIMANA ISTRI YANG SHOLEHAH MEMBUAT SUAMINYA REDHA
- Ni Binatang Apa Pulak Ni..? - malaysiakini
- Agama Anak Tanggungan Mufti Cap Ayam
- MAZHAB MALIKI DAN ANJING
- ASTAGAFIRULLAH AL AZIM
- KILAT
- KEMATIAN YANG HAMPIR
- INI BUKAN NEW YORK ATAU LONDON... TAPI KL...!!!
- NI PUN KAT MALAYSIA NI BUKAN KAT US ATAU KAT ULU S...
- Kenapa yahudi teringin sangat baitulmuqadis
- DOSA YANG LEBIH BESAR DARI BERZINA
- bicara-ahli-sufi-dan-ahli-maksiat
- Dari-kerana-mata-buang bayi dan anda saksikan send...
- Tuan Guru Dato' Nik Abdul Aziz Nik Mat
- HATI-HATI JIKA MENGUNAKAN PC DITEMPAT UMUM.. PENTI...
- ' BUKAN NIAT SAYA NAK SEKSI ' Saturday, May 8, 2010
- Takde kerja lain ke..asik terkangkang jee
- PAS FOR ALL !! ISLAM FOR ALL !!
- Kelebihan Orang Melayu Bila Sakit Hati
- Jom kenali zaujah Rasulullahi Sollallahu alahi Was...
- Niat
- TAUBAT
- Urutan juz dalam Al Quran
- Urutan surat dalam Al Quran:
- Muqaddimah Surat Al Faatihah (Pembukaan)
- Muqaddimah Al Baqarah
- Muqaddimah Ali 'Imran
- Muqaddimah An Nisaa'
- Muqaddimah Al Maa'idah
- Muqaddimah Al An'aam
- Muqaddimah Surat Al A'raaf
- Muqaddimah Surat Al Anfaal
- Muqaddimah Surat At Taubah
- Muqaddimah Surat Yunus
- Muqaddimah Surat Huud
- Muqaddimah Surat Yusuf
- Muqaddimah Surat Ar Ra'd
- Muqaddimah Surat Ibrahim
- Muqaddimah Al Hijr
- Muqaddimah An Nahl
- Muqaddimah Al Israa'
- Muqaddimah Al Kahfi
- Muqaddimah Surat Maryam
- Muqaddimah Surat Thaahaa
- Muqaddimah Surat Al Anbiyaa'
- Muqaddimah Surat Al Hajj
- Muqaddimah Surat Al Mu'minuun
- Muqaddimah Surat An Nuur
- Muqaddimah Al Furqaan
- Muqaddimah Asy Syu'araa'
- ISTERI DEGIL TANDA SUAMI GAGAL
- BAHASA ISTERI YANG PERLU DIFAHAMI SUAMI
- PANDUAN ELAK MEROYAN
- 10 PERKARA YANG ANDA PERLU TAHU SEKIRANYA ANDA DIT...
- PERINGATAN DARI PDRM
- Menahan Amarah
- Ketika Kesunyian Datang
- Akal Adalah Mutiara
- Ragam manusia..
- Apa nak jadi dengan bangsaku..
- Hukum Hudud
- Nak Meminang Duit x Cukup Sayang
- Solat
- Muqaddimah Surat An Naml
- Muqaddimah Surat Al Qashash
- Muqaddimah Surat Al 'Ankabuut
- Muqaddimah Surat Ar Ruum
- Muqaddimah Surat Luqman
- Muqaddimah Surat As Sajdah
- Muqaddimah Surat Al Ahzab
- Muqaddimah Surat Saba'
- Muqaddimah Surat Faathir
- Muqaddimah Surat Yaasiin
- Muqaddimah Surat Ash Shaaffaat
- bolehkah suami menuntut fasakh? jelaskan berdasark...
- Tempoh nafkah seorang isteri selepas bercerai
- apakah hukum nye jika suami mentalak kan isteri ny...
- Hukum isteri meminta cerai
- APA YANG BOLEH ANDA KATA DENGAN FESYEN MENUTUP AUR...
- KENAPA KITA SUSAH NAK MAJU DAN ILMU PAYAH BERKEMBA...
- TOLONGLAH FIKIRKAN WAHAI IBU BAPA...!!!
- KENAPA UMAT ISLAM MELONTAR BATU DI JAMRATUL ULA, W...
- 16 KATEGORI MANUSIA YANG TIDAK DAPAT MENATAP WAJAH...
- WANITA DAN AURATNYA
- ITTAQULLAH BUKAN RUKUN KHUTBAH JUMAAT ?
- RAKYAT MALAYSIA MENGHIANATI ISLAM
-
▼
May
(113)
No comments:
Post a Comment